Nationalgeographic.co.id—Penggunaan papan ski di tanah bersalju sudah lama digandrungi oleh orang Eropa sebagai transportasi musim dingin. Tidak jelas detail daerah asal-usul penggunaannya bermula.
Kemudian banyak peninggalan papan ski terungkap di seantero kawasan yang iklimnya mendapatkan salju, terutama di belahan utara seperti Skandinavia, Rusia, hingga Siberia. Pengungkapan ini membuat kita mulai memahami bagaimana cara orang zaman dahulu menggunakan papan ski.
Yang terbaru pada September, sebuah tim penelitian di Norwegia menemukan papan ski dari masa prasejarah di Gunung Digervarden, Norwegia, yang terbenam es pada 1.300 tahun yang lalu, dan diperkirakan papan itu dibuat maupun digunakan pada Zaman Besi akhir.
Uniknya, papan ski yang ditemukan ini ternyata adalah pasangan dari papan ski kuno yang ditemukan di tempat yang sama tahun 2014. Meski bukan papan ski kuno tertua, dan masih banyak temuan sejenis di tempat lainnya, sepasang papan kuno ini kondisinya sangat awet.
Terkait sebelah papan ski yang ditemukan pada 2014, dalam Journal of Glacial Archaeology tahun 2018, para peneliti menemukan kondisinya yang terpelihara dengan baik. Namun karena hanya sebelah, para peneliti terus memantau lapisan es sekitarnya demi mendapatkan pasangannya sejak 2016. Kondisi es yang belum mencair membuat bagian lain itu belum terungkap.
"Ski dengan cepat menemukan jalannya ke museum. Kami mengirimkan tanggal radiokarbon ke lab Beta di Florida sesegera mungkin. Itu kembali dalam dua minggu. Ski itu dari sekitar 750 M!" tulis Lars Pilø, salah satu peneliti yang merupakan anggota Dewan Oppland, Norwegia.
Dia menulis di blog Secrets of the Ice tentang pengalamannya bersama tim menemukan papan ski.
Baca Juga: Telah Punah 42.000 Tahun Silam, Kuda dari Zaman Es ini Akan Dikloning
"Ski Digervarden adalah jenis yang dikenal—ski luas dengan pijakan yang terangkat. Jenis ski yang sama juga digunakan di dataran rendah. Aspek baru yang menarik dari ski Digervarden adalah ikatannya dipertahankan," lanjutnya. "Ski Digervarden memiliki pengikat kaki dengan withe dan tali kulit di sekitar tumit."
Papan ski yang ditemukan memiliki jenis yang sama dengan yang pertama. Fiturnya memiliki pijakan yang terangkat dan pengikat untuk kaki. Panjang papan yang pertama kali ditemukan adalah 187 sentimeter dan lebar 17 sentimeter. Sedangkan yang terbaru lebih panjang 17 sentimeter dan 2 sentimeter.
Para peneliti berasumsi bahwa papan ski kedua lebih panjang karena terkubur empat sampai lima meter lebih dalam di bawah salju.
Baca Juga: Anak Serigala Purba Muncul di Kanada, Terkubur Es Selama 57.000 Tahun
Perbedaan kecil lainnya terletak pada tiga ikatan kayu birch bengkok, tali kulit, dan sumbat kayu yang masuk melalui lubang pada bijakan untuk papan baru. Papan ski lama hanya memiliki masing-masing satu ikatan kayu birch bengkok dan tali kulit yang melalui lubang.
Menariknya, tulis Pilø, ski baru memiliki tanda-tanda perbaikan dan digunakan dengan baik, meski ada sedikit bagian belakang yang hilang.
Pilø menambahkan, "Ski tidak sama identik, tetapi kita seharusnya tidak begitu mengharapkannya. Ski buatan tangan, tidak diproduksi secara massal."
Baca Juga: Misteri 61 Tato di Tubuh Otzi, Mumi Manusia Es Berusia 5.300 Tahun
"Mereka memiliki sejarah pemakaian dan perbaikan yang panjang dan individual sebelum pemain ski Zaman Besi menggunakannya bersama-sama dan mereka berakhir di es 1.300 tahun yang lalu."
Papan ski yang baru ditemukan ini mengajukan pertanyaan bagi Pilø dan tim, terkait kepemilikannya di masa lalu. Dia masih berspekulasi bahwa papan ini bisa saja milik musafir, pemburu, atau keduanya.
Alasan mengapa papan ini ditinggalkan, mungkin saja karena rusak atau ada kecelakaan. Jika karena kecelakaan, apakah penggunanya mati dalam longosran salju? Untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan, saat ini mereka sedang melakukan pengamatan lebih lanjut.
Baca Juga: Pengguna Ski Pertama
Temuan artefak kuno di salju membawa pengertian untuk kita tentang perubahan iklim, yang mana es dan salju mencair dan mengungkapkan rahasia mereka. Tak hanya pada papan ski kali ini, sebelumnya National Geographic Indonesia juga mengabarkan jejak rute dagang bangsa Viking.
"Sebagian besar temuan yang muncul dari pencairan es yang disebabkan oleh perubahan iklim bukan dari gletser yang bergerak, yang cenderung destruktif dan menghancurkan benda-benda, tetapi dari lapisan es besar, yang surut dan mengalir," terang Birt Solli, seorang arkeolog dan profesor di Oslo University pada the Guardian.
Dia menambahkan, beberapa lapisan es mengandung salju yang turun lebih dari 10.000 tahun yang lalu. Artinya salju juga menawarkan data iklim dengan cara yang sama seperti inti es glasial.
Baca Juga: Es yang Mencair di Norwegia Ungkap Jejak Rute Dagang Bangsa Viking
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR