Badan PBB urusan anak-anak, UNESCO, Selasa (5/8), mengatakan, 40 anak-anak etnis minoritas Yazidi dikabarkan tewas setelah ribuan warga etnis ini mengungsi setelah pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merebut kota Sinjar, Irak (Baca juga Daulah Islamiyah Kuasai Kota Sinjar di Irak Utara).
"Berdasarkan laporan resmi yang diterima UNICEF, anak-anak etnis minoritas Yazidi tewas sebagai konsekuensi langsung kekerasan, kehilangan tempat tinggal, dan dehidrasi dalam dua hari terakhir ini," demikian pernyataan UNICEF.
Pada Minggu (3/8), pasukan Negara Islam yang sebelumnya adalah organisasi ISIS, merebut kota Sinjar yang sebelumnya dikuasai pasukan etnis Kurdi, Peshmerga.
Kota yang terletak di dekat perbatasan dengan Suriah itu merupakan pusat etnis Yazidi Irak, sebuah komunitas yang memeluk kepercayaan tradisional Zoroaster yang oleh ISIS dianggap sebagai penyembah setan (Baca juga ISIS Menguasai Bendungan Terbesar dan Ladang Minyak Irak)
Sebelum direbut ISIS, kota Sinjar merupakan salah satu tujuan pengungsian warga etnis minoritas lainnya seperti etnis Syiah Turkmen yang meninggalkan kota Tal Afar yang direbut ISIS pada 9 Juni lalu.
Direbutnya kota Sinjar membuat ratusan ribu penduduknya panik dan memilih kabur meninggalkan kediaman mereka menuju pegunungan meski sebagian besar dari mereka tidak membawa perbekalan yang memadai.
"Ribuan keluarga yang meninggalkan Sinjar membutuhkan bantuan secepatnya, termasuk 25.000 anak-anak yang kini telantar di kawasan pegunungan di sekitar kota itu. Mereka dalam kondisi kritis dan membutuhkan batuan termasuk air minum dan sanitasi," tambah UNICEF.
Foto-foto yang diunggah warga Yazidi ke internet menunjukkan warga berdesakan di goa-goa yang banyak terdapat di wilayah pegunungan Sinjar.
Para pemimpin etnis Yazidi dan para pegiat HAM mengatakan, keberadaan etnis Yazidi yang sudah beberapa ribu tahun mendiami kawasan itu terancam akibat kekerasan dan terusir dari tanah nenek moyang mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR