Pasukan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) terus bergerak maju setelah menghancurkan kantong-kantong pertahanan aliansi pemberontak di wilayah timur Suriah.
Dalam gerak maju selama lima hari terakhir, ISIS menyalibkan dua orang dan mengeksekusi 23 orang lainnya. Demikian Lembaga Pemantau HAM Suriah, Senin (11/8.
Para pejuang dari suku Al-Sheitaat di sebelah timur kota Deir al-Zor sejak awal bulan ini mencoba menghadang laju pasukan ISIS. Demikian kesaksian warga setempat, seperti dikutip Lembaga Pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris.
Di kota Al-Shaafa yang terletak di tepi Sungai Efrat, ISIS memenggal dua anggota suku Al-Sheitaat dan memberikan tenggat waktu 12 jam bagi warga kota untuk menyerahkan para pejuang suku lainnya.
Sementara di bagian lain provinsi Deir al-Zor, ISIS menyalibkan dua orang karena "bekerja sama dengan orang kafir" di kota Mayadin. Sedangkan dua orang lainnya dipenggal karena dituduh menghina Islam.
Adapun di pinggiran kota Deir al-Zor, ISIS mengeksekusi 19 orang anggota suku Al-Sheitaat dengan cara ditembak dan dipenggal. Mereka yang dieksekusi itu adalah para pekerja di sebuah instalasi minyak.
"Kini tak ada suku lain yang berani menentang ISIS setelah kekalahan suku Al-Sheitaat," kata Ahmad Ziyada al-Qaissi, seorang pendukung ISIS, yang dihubungi lewat Skype.
Sejumlah sumber mengatakan, pertempuran antara ISIS dan suku Al-Sheitaat, yang berjumlah sekitar 70.000 orang, pecah ketika ISIS merebut dua ladang minyak pada Juli lalu. Salah satu ladang minyak itu, Al-Omar, adalah yang terbesar di wilayah Deir al-Zor dan kini menjadi sumber dana utama bagi ISIS.
Kepala suku Al-Sheitaat, Sheikh Rafaa Aakla al-Raju, dalam pesan videonya menyerukan agar suku-suku lain bekerja sama untuk melawan ISIS. "Kami memohon suku-suku lain untuk bergabung bersama kami karena setelah ISIS selesai dengan kami, maka suku-suku lain akan menjadi incaran mereka," kata Al-Raju.
ISIS—yang berperang melawan militer Suriah, milisi Kurdi, dan milisi kesukuan Sunni—berhasil dengan cepat menguasai banyak wilayah di Suriah sejak menguasai kota terbesar di Irak utara, Mosul, pada 10 Juni lalu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR