Pada awalnya pesawat ini diciptakan sebagai pesawat pembom jarak jauh. Karena sempat dibuat cuma dua, akhirnya hanya dijadikan pesawat uji coba. Keberadaan pesawat ini tidak lepas dari keinginan Kliment Voroshilov dari Dewan Revolusi (Revvoyensovyet) yang menginginkan sebuah pembom jarak jauh. Keinginan itu akhirnya dilaksanakan oleh semacam brigade yang biasa menangani pembuatan pesawat uji coba di bawah pemimpinan Pavel Sukhoi. Untuk proyek ini sukhoi dibantu Andrei Tupolev terutama pabrikasinya.
Prototipe pesawat ini diberi nama RD-1, singkatan dari Rekord Dalnosty (Range Record). Kadang ada yang menamainya TsAGI-25 dan ANT-25. Saat terbang perdana pada 22 Juni 1933, pesawat yang ditenagai mesin Mikulin AM-34 ini diterbangkan oleh pilot uji Mikhail Gromov. Setelah melakukan beberapa penyempurnaan, dibuatlah prototipe kedua RD2, kali ini menggunakan mesin M-34R.
Pesawat kedua ini digunakan untuk melakukan uji coba penerbangan jarak jauh yang dilaksanakan pada September 1934. Kali ini pilot uji Gromov ditemani dua rekannya Filin dan Spirin. Bertiga mereka berencana melakukan uji terbang sejauh 12.411 km dari Moskwa menuju Kharkov dengan pemberhentian di Ryazan, Tula, dan Dnepropetrovsk. Sayang karena kekurangan bahan bakar, mereka tidak bisa kembali ke Moskwa. Lebih disayangnya lagi penerbangan antara Moskwa-Kharkov jika ditarik garis lurus masih dianggap terlalu pendek.
Untuk tidak mengecilkan hatinya, pemerintah Soviet mengangkat Gromov sebagai pahlawan. Rupanya ia belum kapok. Kali ini bersama Yumasshev, ia berencana memecahkan rekor dengan tujuan Amerika Selatan melalui Afrika dan Laut Atlantik, agar didapat garis lurus. Gromov dibantu Sigizmund Levanevsky untuk mempelajari rutenya. Akhirnya rencana batal pada musim semi 1935, karena pada zaman itu rute perjalanan ini dianggap tidak masuk akal.
Pada tahun yang sama setelah mengoreksi rute perjalanan, kali ini tujuannya lebih fokus yaitu dari Moskwa menuju AS melalui Kutub Utara. Untuk kepentingan ini dibuatkan landasan khusus sepanjang empat kilometer di pangkalan udara Schelkov di Moskwa.
Pada perjalanan kali ini Gromov tidak turut serta, dan tidak ada penjelasan secara resmi kenapa ia sampai tidak turut. Pada 3 Agustus 1935 akhirnya Levanessky, Baydukov, dan Levchenko terbang juga. Sampai 50 km pertama pesawat hanya dapat naik pada ketinggian 500 meter, selanjutnya pesawat dinaikan pada ketinggian 5.000 meter (16.000 kaki) dengan kecepatan rata-rata 165 km/ jam (103mph).
Sayang baru pada kisaran 2.000 km, pesawat mengalami kebocoran oli mesin yang mengakibatkan mesin kekurangan tenaga hingga terpaksa melakukan pendaratan darurat di Krechevits, Novgorod. Setelah kejadian ini, Levanessky menghadap ke Politbiro. Dia menyalahkan Tupolev atas kejadian ini yang mengakibatkan batalnya perjalanan.
Semangatnya untuk memecahkan rekor ridak patah. Kali ini dengan komposisi Georgy Baydukov pilot cadangan merangkap ahli mesin, pilot Valery Chkalov yang sebelumnya penerbang tempur, dan copilot Alexander Belyakov yang merupakan infrastruktur di akademi penerbangan. Rute yang dipilih adalah Moskwa menuju timur jauh dengan jarak 9.374 km. Guna menghormati pimpinan tertinggi negara maka pesawat diberi nama Rute Stalin. Setelah mempelajari rute dengan baik dan merasa yakin, akhirnya pada Juli 1936 penerbangan dilaksanakan dengan melalui Franz Josef Land-Severnaya-Zemlya-Tiksi-Yakutia-Petropavlovsk-Kamchatsky-Khabarovsk-Laut Okhotsk. Mereka mendarat di Pulau Udd (sekarang bernama Pulau Chkalov) di sekitar Sungai Amur. Kali ini mereka berhasil setelah mereka berhasil setelah melakukan penerbangan selama 56 jam 20 menit.
Keesokan harinya tidak kurang dari harian Pravda mengangkatnya sebagai berita utama dengan judul "Kemenangan Para Elang Stalin". Untuk dapat tinggal landas kembali di sepanjang pantai Udd, dibuat landasan dari kayu, karena pasirnya dianggap kurang kokoh untuk menahan beban pesawat saat tinggal landas. Pada 2 Agustus 1936, pesawat tinggal landas menuju Moskwa dan sempat mendarat di beberapa tempat seperti Khabarovsk, Chita, Krasnoyarsk, dan Omsk. Sesampainya di Moskwa diadakan penyambutan besar-besaran dan ketiganya dianggap sebagai pahlawan. Sebagai penghargaan, Baydukov dan Belyakov namanya diabadikan menjadi nama pulau. Atas keberhasilannya Chkalov menjadi prang yang terkenal di dunia penerbangan. Politburo yang merupakan lembaga tertinggi di negara itu merasa keberhasialan tersebut dapat membawa harum negara jika rutenya menuju luar Uni Soviet. Sebagai salah satu orang kuat di lembaga tersebut, Mikhail Gromov memerintahkan untuk terbang menuju Brasil.
Maka pada 14 Agustus 1936, dipersiapkanlah pesawat ANT-25 kedua. Penerbangan direncanakan pada 25 September, tapi sayang pemerintah Brasil tidak mengizinkan wilayahnya dilewati dan rencana akhirnya dibatalkan. Keinginan untuk terbang menuju Brasil akhirnya diganti menuju AS dengan rute Moskwa-San Franciso. Perjalanan dilaksanakan pada Juni 1937 dengan awak sama seperti sebelumnya yaitu pilot Chakalov, copilot Baydukov, dan navigator Belyakov.
Rute pertama yang mereka lalui adalah dari Moskwa menuju Portland, AS dalam kondisi cuaca kurang baik. Setelah terbang 60 jam mereka sudah dapat melalu Seattle. Dua jam selanjutnya mereka melindasi mercusuar Portland yang berada di Sungai Columbia yang sudah merupakan wilayah hukum AS. Setelah melintasi Kota Eugene mereka baru tahu bahwa persediaan bahan bakar menipis. Pesawat putar kembali ke arah Vancouver, Kanada dan mendarat Lanud Barak dan berakhirlah perjalanan ini setelah menempuh jarak sejauh 9.130 km dengan waktu tempuh 63 jam 25 menit.
Kembali terbang
Tiga minggu setelah Chkalov dan kawan-kawannya menyelesaikan perjalanan, negara ini kembali melakukan penerbangan untuk memecahkan rekor menggunakan pesawat cadangan dengan regestrasi URSS-NO25 dan dipublikasi besar-besaran. Rute yang dilalui tidak tanggung-tanggung, yaitu melintasi Kutub Utara dari Moskwa menuju San Jacinto, AS nonstop. Awaknya terdiri dari Gromov, Yumashev, dan Danilin.
Misi ini diberangkatkan pada Juli 1937 dengan jarak tempuh 11.500 km. menjelang berakhirnya perjalanan di sekitar San Diego, mereka terperangkap kabut tebal. Untuk menjaga keselamatan, mereka mendarat di padang rumput di sekitar San Jacinto, yang padahal tidak jauh dari Laund March. Sebagai perhormatan, tempat pendaratan ini dijadikan lokasi bersejarah dan landmark oleh negara bagian California dengan nomor 989.
Perjalanan ini mereka tempuh selama 62 jam 17 menit. Dengan bahan bakar yang tersisa mereka masih dapat terbang sejauh 1.500 km yang artinya dapat saja melanjutkan perjalanan sampai ke Panama.
Misi pemecahan rekor kali ini merupakan misi terakhir yang menggunakan Tupolev ANT-25. Karena keinginannya sudah terpenuhi, Politbiro pun tidak membuat program untuk pemecahan rekor lagi. Sedangkan beberapa pilot yang terlibat dalam misi ini ada yang menjadi orang ternama seperti Gromov dan Chkalov. Ada juga yang tidak beruntung seperti Levanessky yang jatuh sat mencoba pesawat DB-A bermesin empat.
Rekor terbang ini baru terpecahkan pada 5 November 1938 oleh Richard Kellet yang terbang dari Ismailia, Mesir menuju Darwin, Australia menggunakan Vickers Wellesley yang telah dimodifikasi. Ia terbang sejauh 11.525 km.
Sebenarnya jika kita perhatikan, Tupolev ANT-25 bukanlah pesawat berteknologi maju untuk zamannya. Tapi berkat kecerdikan Pavel Sukhoi dibantu Andrei Tupolev, terciptalah sayap ekstra panjang (111 kaki 7 inci) yang ujung-ujungnya dapat menghemat bahan bakar dan meningkatkan kinerja pesawat. Sebagai penutup, seuah pertanyaan kecil muncul, apakah Kelly Johnson ketika menciptakan U-2 terinspirasi juga dengan pesawat ini? Karena U-2 lahir lama setelah ANT025. Tentunya sangat sulit dibuktikan karena secara resmi Kelly mengatakan bahwa dalam penciptaannya ia terinspirasi oleh pesawat layang atau glider.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR