Sebuah studi di jurnal Science terbaru menemukan burung kolibri mempunyai reseptor “umami” yang dapat menemui rasa gurih. Dengan menggunakan reseptor inilah burung kolibri dapat menemukan nektar.
“Tidak banyak kasus evolusi seperti ini,” ujar Maude Baldwin, mahasiswa doktoral Harvard Univeristy.
Misteri pencarian nectar oleh burung kolibri telah mulai diselidiki sejak sedekade lalu, saat itu peneliti menerbitkan urutan lengkap tentang penyusun gen ayam. Peneliti terkejut dengan penemuan bahwa reseptor manis ayam tidaklah berfungsi.
Melihat temuan ini, para peneliti percara bahwa nenek moyang burung tidak memiliki reseptor manis.
Baldwin dan ahli ornitologi lainnya melihat adanya masalah lain. Satwa seperti burung kolibri yang hampir seluruh hidupnya mengonsumsi gula tapi tidak mempunyai reseptor manis. Kemudian muncul pertanyaan, jika tanpa reseptor manis, bagaimana cara menemukan makanan?
Berangkat dari pertanyaan itu, Baldwin dan rekannya menggunakan teknik genetic-sequencing untuk menyelidiki penyusun gen pada sepuluh burung, termasuk kolibri. Hasilnya, semua spesies tidak mempunyai reseptor manis dan mempunyai reseptor rasa umami.
Burung kolibri yang hampir seluruh hidupnya mengonsumsi gula tapi tidak mempunyai reseptor manis
Diselidiki lebih jauh, ternyata kolibri mengalami beberapa mutasi gen. Penelitian Baldwin menemukan lebih dari 19 asam amino, dan protein dalam kolibri telah berubah. Hipotesis Baldwin, mutasi ini telah membuat aktif reseptor umami ketika mencicipi gula dalam nektar.
Baldwin mengukur protein dalam reseptor umami yang bereaksi pada asam amino dan gula dengan sampel ayam, kolibri nnna (Calypte anna), dan sejenis serangga (Chaetura pelagica). Didapati reseptor umami tidak merespon pada ayam dan Chaetura pelagica, hanya kolibri lah respon didapatkan.
Peihua Jiang, peneliti dari Monell Chemical Senses Center mengatakan, “Banyak spesies yang kehilangan reseptor, belum ada perubahan reseptor seperti ini."
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR