Saat ini siapa yang bisa lepas dari gadgetnya? Di stasiun, di dalam bus, di peron, di mal, tempat makan, bahkan hampir di semua tempat kita pasti melihat orang dengan gadgetnya. Sampai-sampai kini muncul istilah “masyarakat merunduk”. Berjalan sambil merunduk melihat gadget mereka, menunggu sambil merunduk mengutak-atik gadget mereka, dan lain sebagainya.
Gadget yang saat ini kian merebak di masyarakat mulai menimbulkan gejala sosial baru. Sebagian orang menganggap gadget sebagai gaya hidup atau lifestyle, dan sebagian lagi menjadikan gadget sebagai kebutuhan semata.
Bagi orang yang menganggap lifestyle, gadget hanya dilihat sebatas untuk mengikuti tren saja, bahkan tidak tahu fitur-fitur yang ada di dalamnya. Sedangkan mereka yang melihat secara kebutuhan, gadget benar-benar digunakan untuk mendukung kebutuhan hidupnya
Seperti yang diungkapkan oleh Reita Faramay, Presiden Ditrektur Star Image Communicator bahwa kebutuhan gadget sebagai lifestyle harus juga didukung dengan pengertian dari penggunaan gadget tersebut. “Kami ingin memberikan used experience bagi konsumen mengenai gadgetnya. Kemudian setelah masyarakat tahu, ini (pengertian gadget) bisa menjadi penggerak teknologi khususnya di Indonesia,” ujarnya pada di Jakarta, dalam suatu acara awal September lalu.
Star Image Communication untuk pertama kali akan mengadakan pameran dan kompetisi di beberapa kota besar dengan tujuan mengedukasi masyarakat mengenai gadget yang saat ini sudah sangat berkembang pesat dan menjadi gaya hidup.
Rangakaian acara ini dimulai di Kota Bandung pada 18-22 Maret 2015 mendatang. Tidak hanya mengenai gadget, namun juga mengenai konsol game, kamera, digital imaging, audio and home entertainment serta aplikasi pendukungnya.
“Dengan diadakan acara ini diharapkan masyarakat tidak lagi hanya menggunakan gadget sebagai gaya hidup, tapi juga mendukung kebutuhan hidupnya. Juga untuk mengurangi kesenjangan digital dan mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah,” tambah Reita.
Penulis | : | |
Editor | : | Kahfi Dirga Cahya |
KOMENTAR