Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono, mengatakan akan melakukan peremajaan alat pemantau gunung api di seluruh Indonesia. Rencananya, peremajaan alat ini akan rampung tahun ini.
"Pagi tadi pukul 08.00 WIB saya menandatangani MoU dengan Volcano Disaster Assistance program US Geological Survey. Kerja sama untuk peremajaan alat pantau gunung api," ujar Surono saat ditemui usai pembukaan acara Cities on Volcanoes 8 di Gedung Graha Shaba Pramana UGM, Selasa (9/9).
Surono menjelaskan, meski memiliki gunung api terbanyak sedunia, namun untuk saat ini, usia alat pemantuan gunung api di Indonesia terbilang tua. Hanya alat-alat di provinsi Sulawesi Utara yang sudah diremajakan.
"Sangat tua, buatan tahun 1982," kata Surono.
Karena memiliki gunung api terbanyak sedunia, lanjutnya, sistem peremajaan dengan membeli alat pemantuan untuk setiap gunung jelas akan menghabiskan banyak biaya dan memberatkan anggaran. Oleh karena itu, sistem untuk peremajaan alat adalah perjanjian kerja sama dengan negara lain.
Alat yang dibeli hanya sensor, baik mulai sensor kegempaan sampai dengan sensor gas. Sedangkan untuk alat pengolahan data dan komputer akan dirakit di Indonesia.
Menurut dia, semua alat pantau untuk gunung api di Jawa akan diremajakan. Namun demikian, untuk gunung-gunung di luar Jawa yang wilayahnya banyak dihuni penduduk dan letusannya cenderung membahayakan akan segera diperbarui.
"Ada sekitar 60 sampai 70-an gunung yang alat pantaunya akan diremajakan," tuturnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR