Nationalgeographic.co.id - Sebuah benda runcing berusia 2.000 tahun baru-baru ini ditemukan kembali di gudang museum oleh arkeolog asal Amerika Serikat, Andrew Gillreath-Brown. Ya, ternyata benda tersebut adalah alat pembuat tato tertua yang diketahui dari Amerika Utara bagian barat.
Alat seukuran pena memiliki 2 jarum yang terbuat dari duri kaktus pir berduri yang menempel pada gagang sumac skunkbush kayu (Rhus trilobata) dengan strip daun yucca. Makalah dari studi ini telah diterbitkan dalam Journal of Archaeological Science: Reports.
Dikutip Histecho, alat pembuat tato itu dibuat oleh leluhur orang Pueblo yang hidup dari sekitar 500 SM hingga 500 M, selama periode Basketmaker II, di tempat yang sekarang disebut Utah tenggara.
“Penemuan ini mendorong kembali bukti tato di Amerika Utara bagian barat selama lebih dari 1.000 tahun,” kata Andrew Gillreath-Brown, pemimpin studi sekaligus mahasiswa doktoral antropologi Washington State University yang menemukan kembali artefak tersebut.
"Tato oleh orang-orang prasejarah di Barat Daya tidak banyak dibicarakan karena tidak pernah ada bukti langsung untuk mendukungnya," kata Gillreath-Brown.
“Alat tato ini memberi kita informasi tentang budaya Barat Daya masa lalu yang tidak kita ketahui sebelumnya,” sambungnya.
Baca Juga: Misteri 61 Tato di Tubuh Otzi, Mumi Manusia Es Berusia 5.300 Tahun
Gillreath-Brown menemukan alat perajam tubuh itu ketika mengambil inventarisasi artefak yang telah disimpan selama lebih dari 40 tahun. Artefak ini awalnya ditemukan selama penggalian di situs bernama Turkey Pen, Utah, pada tahun 1970 silam.
Penemuan terbaru mendorong kembali bukti tato paling awal di Amerika Utara bagian barat lebih dari 1.000 tahun. Sekaligus memberikan wawasan baru ke dalam kehidupan orang prasejarah.
"Tato oleh orang-orang prasejarah di Barat Daya (Amerika Utara) tidak banyak dibicarakan karena tidak pernah ada bukti langsung untuk membuktikannya," kata Gillreath-Brown.
"Alat tato ini memberi kita informasi tentang budaya Barat Daya masa lalu yang tidak kita ketahui sebelumnya," paparnya lagi.
Source | : | Histecho.com |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR