Ketika pertama mendengar kisah tempat yang misterius yang disebut dengan nama Chernobyl itu, Dmitry masih seorang bocah. Chernobyl terletak dekat rumahnya di Chernihiv.
Situasi yang aneh tengah berlangsung saat itu: ledakan, evakuasi, air tercemar, udara juga tercemar. Hanya itu yang Dmitry ketahui.
Tetapi dia tidak mengerti bahwa bencana hebat tersebut terjadi akibat reaktor nuklir.
Pada suatu hari, sepulang sang ibu dari kantor, ia menemukan Dmitry menutup semua jendela apartemen mereka dan merekatkan retakan dinding dengan isolasi. "Saya sangat takut," katanya.
Semakin dia bertumbuh dewasa, rasa takutnya mulai menjadi rasa penasaran. Ketika dia remaja, dia tahu dia terilhami menjelajahi zona terlarang tersebut, daerah yang ditutup sekitar seribu mil persegi yang mengelilingi episentrum krisis tersebut.
"Saya sangat tertarik pada kejadian ini," katanya.
Lama sebelum petualangan pertamanya, Dmitry mengumpulkan segala informasi yang bisa didapatnya dari internet—mengenai sejarah, peta, penjelasan mengenai gedung-gedung.
Tahun 2009, ketika Dmitry berumur 23 tahun, dia bersama beberapa teman memulai sebuah forum internet, yang kemudian menarik perhatian 20 anggota dari Ukraina, Belarus, dan Rusia.
Menelusuri kota mati
Daerah tersebut dipagari setinggi 30 kilometer, tapi tetap bisa dibobol. Setelah berenang menyeberang sungai, perjalanan jauh ke Pripyat, kota mati yang terletak kurang dari dua mil dari reaktor yang hancur, dimulai.
Kebocoran nuklir luas menyebabkan kehancuran besar, menyisakan lahan kosong yang ditumbuhi tanaman liar. Makan waktu bertahun-tahun sejak insiden reaktor nuklir tersebut, daerah terlarang ini berubah menjadi hutan hijau.
Empat hari kemudian mereka muncul dari daerah terlarang itu dan berjalan selama 90 kilometer menghindari polisi (karena menjelajahi daerah terlarang ini merupakan ilegal).
Setelah itu, Dmitry menjelajah daerah tersebut dalam kesunyian—dia memperkirakan kunjungannya ke sana sudah kurang lebih 100 kali, sampai-sampai dia "mengenal Pripyat lebih baik daripada kotanya sendiri".
Dmitry bertualang bersama Igor kala petualangan pertamanya. Dia menemukan kesan magis tersendiri. Mereka tidak menggunakan senter karena takut ketahuan polisi. "Waktu itu bulan purnama, dan ketika mata telah terbiasa melihat dalam terang purnama, Anda mampu melihat apa pun. Rasanya penglihatan menjadi semakin tajam. Anda bisa melihat detail terkecil," kenangnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR