Pengguna Twitter di Tanah Air mendadak dihebohkan dengan menghilangnya tagar #ShameOnYouSBY dari daftar trending topic, baik di Indonesia maupun worldwide, pada Sabtu (27/9) malam sekitar pukul 21.00.
Padahal sebelumnya, jumlah postingan dengan tagar #ShameOnYouSBY telah menembus angka 250 ribu. Penduduk Twitter di Indonesia pun berencana mempertahankan tren tersebut selama satu minggu.
Tetapi, mereka harus kecewa karena tiba-tiba tagar #ShameOnYouSBY menghilang dari daftar trending topic baik di Indonesia maupun dunia.
Walau banyak pengguna Twitter yang berasumsi bahwa pemerintah (Kemenkominfo) berada di balik menghilangnya tagar tersebut dari linimasa Twitter, alias disensor, namun belum ada konfirmasi resmi dari pihak pemerintah maupun Twitter.
Namun jika membaca halaman FAQ di website resmi Twitter, setidaknya kita bisa tahu bahwa algoritma trending topic itu dibuat berdasar perubahan dan peningkatan, bukan volume atau jumlah yang memperbincangkan.
Di halaman tersebut, di bagian "How are Trends determined?" Twitter menuliskan bahwa tren yang ditampilkan berdasar algoritmanya dinilai berdasar akun siapa saya yang di-follow serta lokasi pengguna Twitter.
Algoritma tersebut kemudian akan mengidentifikasi topik yang mendadak populer, alih-alih topik yang telah populer cukup lama, dan sudah ada dalam keseharian.
Dengan algoritma itu, trend di Twitter berusaha menunjukkan pengguna mengetahui topik hangat yang sedang berkembang dan diperbincangkan di Twitter, bukan yang sudah lama ada.
Bisa jadi, tagar #ShameOnYouSBY yang populer selama hampir dua hari tersebut menurut algoritma Twitter sudah menjadi hal yang umum diperbincangkan sehari-hari dan tidak termasuk dalam kategori baru atau sedang hangat diperbincangkan.
Pada hari Minggu (28/9) tagar terkait topik serupa, namun dengan penulisan berbeda, #ShamedByYou, pun dapat naik ke trending topic. Jika mengikuti logika dari penjelasan resmi Twitter, ini artinya tagar baru ini memang sedang tumbuh pesat.
Beradaptasi dengan Zaman, Tokoh Pemuda Wewo Sadar Kebutuhan Energi Ramah Lingkungan
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR