"Searah jarum jam". Manusia di mana pun di muka Bumi umumnya maklum akan arti frasa itu. Tentu yang dimaksud berputar searah jarum jam adalah berputar ke arah kanan.
Bagaimana asalnya jarum jam berputar ke kanan? Asal mula perputaran ini tidak terlepas dari faktor geografis dari peradaban-peradaban besar kuno—Mesir, Romawi, Yunani, Babilonia, atau Cina; yang berada di belahan Bumi utara.
Sebagian besar peradaban menggunakan jam matahari (sundial) sebagai penunjuk waktu.
Sundial yang awalnya dari Mesir ini terdiri atas dua bagian yakni papan berbentuk lingkaran persegi yang ditulisi angka-angka serta sebuah tiang segitiga (gnomon) yang berdiri tegak lurus dari papan. Ketika sinar surya menyorot, maka bayangan gnomon menimpa papan dan menunjukkan waktu saat itu.
Mengingat sundial berada di belahan Bumi utara, maka bayangkan gnomon akan terlihat bergerak ke kanan.
Lain ceritanya kalau jam itu diletakkan di Bumi bagian selatan, karena arah perputarannya akan berlawanan.
Sementara kalau ia ada tepat di daerah khatulistiwa, maka bayangannya hanya akan bergerak lurus dari barat ke timur.
Tatkala jam mekanik mulai dibuat, yakni pada abad pertengahan di Eropa, rupanya "kebiasaan" itu terus berlanjut, meski diletakkan di mana pun, arah perputaran jarum jam akan tetap ke kanan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR