Pencemaran udara oleh emisi partikel PM2.5 di Tianjin, Tiongkok, menyebabkan kematian prematur pada 1.200 warga pada tahun 2011. Sementara itu, tingkat peningkatan kabut asap telah memicu angin buruk yang berpengaruh pada kesehatan dan biaya finansial.
Atas dasar tersebut, Alexander Balchin merancang "Clean Air Tower" atau menara untuk udara bersih yang menggabungkan arsitektur vertikal dengan teknologi industri yang mampu menghasilkan tenaga sendiri. Menara ini memanfaatkan efek tumpukan penyaring untuk membersihkan 8,5 juta meter persegi udara per tahun bagi warga dan pekerja di sekitarnya.
Cara kerjanya adalah laju angin dipercepat melalui cerobong solar menghadap selatan, untuk mencapai kecepatan simulasi 8 10ms-1. Turbin drive ditempatkan di puncak menara untuk menghasilkan listrik.
Tenaga ini digunakan untuk menjalankan ElectroStatic Precipitator (ESP) atau penangkap partikel seperti debu, serta untuk mengionisasi abu dan partikel PM2,5.
Kemudian, turbin drive mengumpulkan partikel-partikel ini pada oppositely charged plates di dalam porosnya. Pada tahap ini, racun-racun ditarik, guna menghasilkan udara yang bersih bagi rata-rata satu mil persegi luas kota.
Sistem terpisah dari venturi scrubber atau bagian konvergen dan divergen dari saluran udara, juga digunakan, untuk mengolah lingkungan bebas kotoran bagi para pekerja dan warga di dalam gedung.
"Sistem ini menjadikan menara sebagai tempat yang paling sehat dan aman untuk bekerja maupun tempat tinggal di kota, memungkinkan orang-orang terhindar dari asap racun. Kini masyarakat tidak perlu khawatir atas kesehatan mereka atau anak-anak mereka," kata Balchin.
Keseluruhan proses ini terlihat di atrium, di setiap lantai, lorong-lorong, dan menjadi pemandangan yang tidak biasa dari atap gedung.
Estetika industri ini dilakukan pada seluruh organisasi dan sejalan dengan tampilan rangka megastruktur baja.
Menara ini berkonstruksi modular, yang memungkinkan dikembangkan di daerah-daerah beracun, kemudian dikonstruksi dan direlokasi untuk meningkatkan kualitas atmosfer. Jumlah unit yang ditumpuk, ditentukan oleh kerasnya udara dan kebutuhan perumahan metropolis.
Bahan berbahaya dan beracun yang diahsilkan selama kegiatan sehari-hari di kota tersebut pun hilang. Ketika kualitas udara sudah aman dan stabil, komponennya dapat dijual ke negara-negara lain yang membutuhkan penyaringan udara.
Menara ini menyediakan ruang hijau agar publik dapat menikmati lingkungan segar saat beraktivitas atau berolahraga, kegiatan yang seringkali dilarang karena bahaya racun.
Perancang gedung biasanya mencoba untuk memasukkan PV atau menghilangkan CO2 di udara. Padahal, CO2 tidak berbahaya bagi manusia, PM2.5-lah yang beracun.
Jadi, arsitek harus berusaha untuk menyelesaikan masalah ini dan memberikan gaya hidup sehat di seluruh dunia.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR