Dalam pernyataan pada konferensi kesehatan di Filipina, Direktur Badan Kesehatan Sedunia (WHO), Margaret Chan memperingatkan jumlah penderita yang “meningkat secara luar biasa” di Liberia, Guinea dan Sierra Leone.
Ia juga mengatakan merebaknya wabah itu menunjukkan betapa dunia tidak siap menghadapi keadaan darurat kesehatan umum yang parah dan berkelanjutan.
Pejabat-pejabat PBB lainnya—termasuk Sekjen PBB Ban Ki-Moon—menyampaikan peringatan serupa tentang wabah Ebola yang telah menewaskan lebih dari 4.000 orang di Afrika Barat.
Di Liberia, sebagian besar petugas medis hari Senin tetap bekerja dan mengabaikan seruan mogok. Serikat Petugas Medis Liberia menuntut agar para pekerja memperoleh tunjangan khusus yang lebih besar karena melakukan pekerjaan yang berbahaya dan membuat diri mereka rentan tertular virus Ebola.
Dalam wawancara dengan VOA, Wakil Menteri Kesehatan Liberia Tolbert Nyensuah mengatakan bahwa pemerintah tidak bisa memenuhi seluruh tuntutan serikat itu. Alasannya pemerintah Liberian harus terus membuka klinik-klinik perawatan Ebola yang baru.
WHO mengatakan Ebola tahun ini saja telah menewaskan lebih dari 2.300 orang di Liberia, termasuk 95 petugas medis. Para pekerja mengeluhkan kurangnya perlengkapan untuk melindungi diri dari virus Ebola.
Sementara itu, Badan Kesehatan Masyarakat di Kanada hari Senin (13/10) mengatakan tahap awal uji klinis vaksin eksperimen Ebola telah dimulai. Vaksin itu menunjukkan hasil baik dalam uji medis terhadap hewan dan akan diujicoba pada manusia di Institut Penelitian Angkatan Darat Walter Reed di Maryland.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR