“Alasan saya begitu mencintai Indonesia karena kemurahan hati warganya,” ujar Elizabeth Pisani seorang jurnalis Reuters yang menjelajahi Indonesia.
Menghabiskan waktu selama 13 bulan menyusuri Indonesia menggunakan sepeda motor, bis, dan kapal. Wanita ini menyaksikan betapa luar biasanya Indonesia.
Kisah perjalanan melintasi Indonesia sejauh 13.000 mil atau setara 20.900 kilometer diabadikan dalam sebuah buku berjudul Indonesia Etc.
Secara harafiah Indonesia Etc diartikan sebagai Indonesia dll, cukup unik untuk dijadikan judul sebuah buku. Pisani memberikan judul itu terinspirasi dari naskah Proklamsi Indonesia, “Kami bangsa Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindah kekuasaan dll, diselenggarakan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.” Semangat itulah masih dirasakan Pisani ketika menjelajahi Indonesia.
Pisani mengibaratkan Indonesia sebagai “kekasih yang buruk”. Bahwa kekasih akan memberikan rasa hangat dan berbunga-bunga, namun di sisi lain memiliki kekasih dapat kita jauh dari kehidupan pertemanan. Itulah yang ia rasakan selama menjelajahi Indonesia, Pisani begitu dimanjakan dengan keindahan dan keramahan Nusantara.
Sementara ia harus jauh dari kehidupan yang selama ini dijalaninya. Bahkan hasratnya untuk selalu kembali ke Indonesia tak pernah padam.
Indonesia merupakan salah satu tempat paling menarik di muka bumi dan benar-benar sangat kaya. Penuh dengan potensi tersembunyi dan siap membuat dunia terperangah dengan kejutan-kejutannya.
Seperti temuan lukisan pada dinding gua di Sulawesi yang diduga berusia 40.000 tahun dan dinobatkan sebagai karya seni tertua dunia. “Jujur saya ketika mendengar kabar itu, saya begitu terkejut,” paparnya.
Indonesia menyimpan banyak kejayaan dan harta karun yang masih tersembuyi maka dunia harus bersiap mendengar kabar baik lainnya.
Pisani pun menghabiskan perjalannya dengan sosok asal Indonesia yang sungguh luar biasa, Mama Bobo. Ia adalah seorang pemimpin dari sebuah suku di Sumba Barat yang termasuk dalam etnis Loli. Budayanya kental dengan upacara pengorbanan dan pesta.
Sebuah kematian yang identik rasa sedih justru ‘dirayakan’ besar-besaran dengan sebuah pesta pemakaman mewah. Upacara pemakaman ini sungguh mahal karena harus mengorbankan babi, anjing, kerbau, dan ayam. Harga satu kerbau dapat mencapai 2.000 dollar Amerika setara dua puluhan juta rupiah.
Setiap orang tamu membawa seserahan kepada pihak yang berduka dengan harapan ketika anggota keluarganya berpulang, mereka mendapatkan timbal balik.
Budaya asli indonesia sungguh tertanam dalam kehidupan masyarakatnya. Inilah kekuatan yang tidak dimiliki negara di Barat maupun negara industri lainnya.
Buku Indonesia Etc. tampak seperti surat cinta bagi Indonesia, Pisani mejelaskan bahwa ia sangat jatuh cinta pada kemurahan hati masyarakatnya. Mungkin kemurahan hati mereka berhubungan dengan alasan geografis dan historis Indonesia dahulu kala, tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR