Semakin banyak negara yang mempetimbangkan melegalkan ganja, komunitas ilmuwan dan kesehatan publik mulai menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang sulit mengenai penggunaan ganja secara luas.
Apakah ganja mengakibatkan ketagihan atau justru membentuk kebiasaan? Apakah merusak cara mengemudi Anda? Apakah ia merupakan pintu gerbang obat-obatan ilegal? Apakah kegunaan biasa akan meningkatkan risiko kerusakan kognitif pada remaja?
Laporan baru dalam jurnal Addiction memiliki beberapa penjelasan mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut, berdasarkan penelaahan penelitian peer-review pada populasi remaja dan dewasa sejak tahun 1993. Bagaimanapun hasilnya, tidak selalu diterima untuk mendukung usaha melegalkan ganja.
Ganja bagi efek kesehatan
Laporan penelitian yang dipimpin oleh peneliti Wayne Hall dari University of Queensland Centre for Youth Substance Abuse Research, meneliti adanya perubahan dalam bukti pada efek merugikan kesehatan dari ganja dari tahun 1993 hingga 2013. Akibatnya, studi ini melihat pada hasil kesehatan pada tahun 1993, dan membandingkannya dengan kesehatan yang sama 20 tahun kemudian. Ditemukan bahwa:
1. Penelitian dalam 20 tahun terakhir menunjukkan bahwa mengemudi di bawah pengaruh ganja meningkatkan risiko kecelakaan hingga dua kali lipat.
2. Sekitar satu dari 10 pengguna ganja reguler mengembangkan sikap ketergantungan.
3. Remaja pengguna ganja reguler meningkatkan risiko keluar dari sekolah lebih awal hingga dua kali lipat.
4. Penggunaan ganja reguler meningkatkan risiko gangguan kognitif pada masa kedewasaan hingga dua kali lipat.
Poin kedua, yang merupakan efek kesehatan yang paling mengkhawatirkan, telah ditanggung dalam penelitian yang baru-baru ini dilakukan.
Penemuan yang dilaporkan ini juga menyatakan bahwa remaja pengguna ganja reguler juga sangat terikat dengan penggunaan obat-obatan terlarang lainnya. Hal ini masih berdasarkan perbandingan antara tahun 1993 hingga 20 tahun kemudian. Para peneliti juga menemukan bahwa semua hasil negatif muncul dari data penelitian bahkan setelah para ilmuwan mengontrol variabel lain di luar pertanyaan sederhana penggunaan ganja.
"Ini menunjukkan bahwa penggunaan ganja merupakan sebuah penyebab dari hasil-hasil negatif tersebut, tetapi beberapa peneliti masih berdebat bahwa hubungan ini dijelaskan oleh sebab-sebab bersama atau faktor risiko," tulis Hall.
Laporan penelitian ini pun mengidentifikasikan potensi risiko lainnya bagi para perokok ganja. "Merokok ganja mungkin akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular pada dewasa setengah baya, tetapi efeknya pada fungsi pernafasan dan kanker pernafasan masih belum jelas, karena kebanyakan perokok ganja telah merokok atau masih merokok tembakau," tulis Hall pada abstrak penelitian.
Ganja telah berubah karena efeknya
Meskipun upaya berulang untuk menjatuhkan hukuman pidana pada penggunaan dan penjualan ganja, penggunaan ganja secara teratur di kalangan remaja dan dewasa muda sekarang hampir seperti penggunaan tembakau.
Yang telah berubah dalam generasi sebelumnya, adalah jumlah tetrahydrocannabinol (THC) yang meningkat. THC adalah zat psikoaktif yang menghasilkan efek euforia dan meningkatkan sosialisasi pada penggunanya. Selama 30 tahun terakhir, kandungan THC dalam ganja mengalami peningkatan dalam konsumsinya di Amerika. Dari kurang dari 2 persen menjadi 8,5 persen di tahun 2006.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR