Interface Region Imaging Spectrograph (IRIS) berhasil menemukan beberapa temuan terbaru tentang atmoster matahari atau korona. Bahwa suhu korona jauh lebih tinggi dibandingkan permukaan Matahari. Angin matahari adalah penyebab suhu di korona menjadi begitu tinggi.
Hasil ini memberikan informasi baru tentang pemahaman energi bintang yang dapat berpindah melalui atmosfer. Selain itu juga melacak aktivitas matahari yang dinamis dan berdampak pada Bumi.
“Temuan ini menunjukkan bahwa wilayah Matahari lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya,” ujar Jeff Newmark.
Ia menambahkan bahwa hasil komparasi data IRIS dengan pengamatan misi lain memungkinkan terobosan pemahaman tentang Matahari dan interaksi dengan tata surya.
Penemuan pertama IRIS ialah kantung panas matahari mencapai 200.000 derajat Fahrenheit lebih rendah dari temuan pesawat luar angkasa sebelumnya. Ilmuwan menyebut kantung panas matahari dapat mengeluarkan energi dalam waktu singkat.
Peneliti pun menemukan bahwa bahan pembentuk bintik matahari untuk pertama kalinya. IRIS pun menemukan adanya resolusi yang membuat atmosfer matahari begitu aktif.
Yang paling mengejutkan dari temuan IRIS ialah tornado di matahari. Badai itu mampu bergerak dengan kecepatan 12 mil tiap detik di atas permukaan matahari.
Sumber angin tornado ini diperkirakan berasal dari pancaran angin matahari yang berasal dari lubang korona.
Penelitian ini menyoroti efek dari ledakan matahari disebabkan mekanisme yang disebut rekoneksi magnetik. Dimana garis medan magnet mampu mengirimkan partikel dengan kecepatan cahaya.
”Penelitian ini memberikan gambaran detail tentang keadaan di matahari yang belum pernah dilakukan sebelumnya,” kata De Pontieu, salah satu pemimpin IRIS di California. ”Hasil temuan ini menjawab pertanyaan yang selama ini membingungkan dan menawarkan beberapa kejutan jawaban,” tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR