Roket Antares, pesawat antariksa tak berawak, meledak beberapa saat setelah peluncuran dari sebuah landasan komersial di Virginia, Amerika Serikat, Selasa (28/10) petang waktu setempat atau Rabu (29/10) dini hari WIB.
Televisi NASA yang menyiarkan langsung peluncuran itu mempertontonkan detik-detik meledaknya roket tersebut. Roket ini dibuat oleh Orbital Sciences Corp, lepas landas dari fasilitas penerbangan Wallops pada Selasa pukul 18.22 waktu setempat atau Rabu pukul 05.22 WIB.
Pesawat tersebut mengangkut muatan berupa pesawat ruang angkasa kargo Cygnus untuk Stasiun Antariksa Internasional. Hanya dalam hitungan detik setelah peluncuran, pesawat itu meledak, dengan penyebab belum diketahui. NASA, lembaga antariksa Amerika Serikat, menyatakan tak ada korban jiwa maupun cedera dari insiden ini.
"Banyak kerja keras untuk sampai titik (peluncuran) ini," kata Executive Vice President Orbital Science Frank Culbertson, sebelum peluncuran, Selasa. Peluncuran pesawat ini sebelumnya sudah tertunda sehari, setelah sebuah perahu berlayar ke zona keamanan terbatas di bawah jalur peluncuran roket.
Orbital Science merupakan perusahaan yang berbasis di Virginia, salah satu perusahaan yang disewa NASA untuk mengangkut kargo ke stasiun ruang angkasa, setelah pesawat ulang-alik yang biasa dipakai untuk itu pensiun.
Peluncuran pada Selasa adalah perjalanan ketiga dari delapan pengiriman kargo ke stasiun antariksa internasional yang direncanakan, dengan kontrak senilai 1,9 miliar dollar AS--setara Rp 22,8 triliun--dari NASA.
Pengiriman kargo kedua ke stasiun antariksa itu dilakukan oleh perusahaan antariksa swasta, Space Exploration Technologies, atau SpaceX. Penerbangan keempat juga dijadwalkan dilakukan oleh perusahaan ini dengan kontrak senilai 1,6 miliar dollar AS, setara Rp 19,2 triliun.
Menggunakan mesin baru yang disebut lebih kuat, roket Antarers mengangkut pesawat ruang angkasa Cygnus yang membawa kargo 2.293 kilogram peralatan dan material percobaan sains. Bobot muatan ini lebih berat 15 persen dari misi pengiriman sebelumnya.
Cygnus seharusnya beredar di orbit sampai 2 Novembe 2014, sebelum "terbang" ke stasiun antariksa internasional untuk "dijemput" para astronot menggunakan robot derek dan didaratkan di landasan yang tersedia.
Stasiun internasional ini merupakan properti berharga 100 miliar dollar, setara Rp 1.200 triliun, berisi fasilitas laboratorium penelitian yang dioperasikan bersama oleh 15 negara. Posisi stasiun ini berada 418 kilometer di atas Bumi.
Selain makanan maupun peralatan dan peralatan sains, Cygnus memuat pula lebih dari 725 kilogram material percobaan, termasuk bahan penelitian kimia untuk menganalisis meteor yang terbakar begitu memasuki lapisan atmosfer.
Cygnus juga memuat prototipe satelit milik Redmond, perusahaan perintis yang berbasis di Washington dari Planetary Resources Inc, yang mengembangkan teknologi untuk menambang di asteroid. Satelit, yang dirancang oleh A3, akan diluncurkan dari Stasiun Antariksa Internasional menggunakan pesawat ruang angkasa komersial berukuran kecil yang sudah ada di stasiun itu.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR