Bayangkan jika peneliti datang dengan segala peralatan mendekati kawanan penguin? Bukan data yang mereka dapat justru ditinggal kabur bahan penelitiannya.
Meneliti penguin perlu teknik unik nan cerdas. Seperti inovasi penelitian yang dilakukan oleh Yvon Le Maho dari University of Strasbourg, Prancis.
Ia menggunakan robot mata-mata serupa penguin asli yang dikendalikan dari jarak jauh. Robot serupa penguin ini digunakan untuk melacak dan mengidentifikasi hewan mungil yang tinggal di Antartika.
Penggunaan pengendali jarak jauh untuk mendeteksi koloni penguin di Antartika dinilai lebih efektif dibanding metode riset lainnya.
Pengendali jarak jauh dapat dikamuflase atau dibentuk sedemikian rupa mirip penguin. Sehingga kawanan penguin tak merasa terganggu atau takut.
Robot mata-mata ini akan ditanamkan chip dengan frekuensi radio dan dikontrol menggunakan pengendali jarak jauh atau Radio Frequency Identification (RFID).
Metode ini dilakukan dengan tujuan mencapai kawanan penguin sedekat mungkin. Sehingga semakin banyak data yang diperoleh tanpa harus mengganggu kawanan.
Jika ada yang mengganggu, hormon stress pada penguin mudah meningkat dan memengaruhi kesehatan.
Ketika robot ini mendekati kawanan penguin kaisar, sebagian menghindar namun tak sedikit juga penguin yang justru mendekat.
Le Maho mengungkap bahwa robot ini lebih baik meneliti penguin dibandingkan manusia.
Sementara P. Dee Boersma, director Center for Penguins as Ocean Sentinels di University of Washington mengatakan penelitian ini merupakan inovasi di lapangan walau masih ada keterbatasan.
Robot mata-mata ini dapat digunakan untuk menavigasi medan tempat penguin hidup. Walau belum dapat mencapai lereng curam.
Hasil temuan tentang kehidupan kawanan penguin dituliskan dalam jurnal Nature Methods.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR