Adi Rukun juga membayangkan betapa pembunuh dan korban berpelukan di Rwanda. Mereka merajut kembali masa depan, menyembuhkan luka-luka kemanusiaan dalam keikhlasan untuk saling menerima.
Senyap bukanlah Jagal (The Act of Killing). Buat saya, Senyap adalah film yang menggetarkan jiwa, membuat kita sedih dan marah, mengajarkan kita bahwa pencarian terhadap kebenaran adalah kerja tanpa ujung. Tak boleh ada yang menyerah.
Sutradara film Senyap, Joshua Oppenheimer dan Anonym, telah berhasil membuat film ini menjadi dokumentasi sejarah pelanggaran hak asasi manusia yang membuat bangsa ini terus-menerus merasa berutang. Ceritanya runut dan secara pelan menyulut rasa bersalah kita.
Terus terang, saya ikut merasa berdosa karena tidak berbuat maksimal membongkar kejahatan hak asasi manusia masa lalu. Tanpa sadar saya menangis dalam hati. Saya kehilangan kata-kata.
Joshua Oppenheimer, Anonym, dan Adi Rukun, terima kasih. Kalian telah memberikan pelajaran hak asasi manusia yang tidak pernah saya dapatkan dalam bangku kuliah, buku-buku teks, dan khotbah.
** Ditulis oleh Todung Mulya Lubis, Ketua Dewan Pendiri Imparsial
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR