Korban krisis ekonomi di Yunani bukan hanya manusia, contohnya Phevos. Seekor harimau yang juga menjadi korban krisis ekonomi yang melanda negeri para dewa. Phevos mungkin akan mendapatkan kehidupan lebih baik setelah dipindahkan ke Amerika Serikat.
Nama Phevos juga berarti Dewa Matahari ini akan ditempatkan pada Taman Suaka bagi singa, harimau, dan beruang di Alpine, California, Amerika Serikat. Pada Taman Suaka tersebut, ia akan menjalani pengobatan karena masalah pada pinggulnya yang menyebabkan Phevos kesulitan berjalan.
Phevos merupakan pencampuran harimau Benggala dan Siberia dengan berat 260 kilogram. Harimau ini berasal dari kebun binatang kecil di Trikala, Yunani Tengah. Ketika diselamatkan, pihak kebun binatang mengaku tidak lagi mampu mengurus koleksi hewan peliharannya. Hal ini terjadi setelah adanya pemotongan anggaran belanja negara Yunani yang pada akhirnya memberikan dampak pada setiap aspek kehidupan.
Pihak kebun binatang mengaku tidak lagi mampu mengurus koleksi hewan peliharannya.
Raptis mengaku bahwa sudah selayaknya hewan yang dipelihara dalam kebun binatang di Trikala dirawat dengan lebih baik. Sementara para petugas kebun binatang di Trikala menyatakan kesedihannya karena kehilangan Phevos. Dilansir dari BBC, Odisseas Raptis seorang pengelola kebun binatang di Trikala mengatakan, "Saya tidak tahu harus bersedih atau senang. Kami senang karena Phevos pergi menuju tempat yang lebih baik. Tempat di mana ia dapat hidup lebih tenang dengan kondisi baik."
Ia juga mengungkap bahwa sudah bertahun-tahun kebun binatang di Trikala mempunyai kendala pendanaan. Ditambah pengetahuan yang minim untuk merawat harimau membuat pengurus kebun binatang tersebut merelakan Phevos menjalani kehidupan lebih baik di Amerika Serikat.
"Kami tidak senang hewan menderita di sini. Itu sebabnya kami mengirim Phevos ke Amerika Serikat," papar Raptis.
Sementara David Barnes, mantan inspektur RSPCA mengungkap bahwa Phevos adalah harimau yang pintar. "Ketika ia melihat seseorang yang tidak disukainya, maka Phevos langsung menunjukkan reaksi tak suka. Ia sangat pandai," ungkap Barnes.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR