Pada 1981 Eric Meyers, profesor bidang studi Yahudi di Duke University, memimpin penggalian yang didanai oleh World Jewish Congress dan melintasi terowongan bawah tanah Santa Rufina. Dia mengatakan bahwa timnya tidak terkejut menemukan sejumlah salib di situs tersebut.
Lereng bukit yang menjadi tempat kompleks makam orang-orang Yahudi ini juga menampung kuburan-kuburan orang Kristen dan politeistik. Kedekatan katakomba Yahudi dengan tempat pemakaman Kristen dan sebuah gereja membuat kemungkinan bahwa ini adalah semacam ruang bersama. Pertanyaannya adalah, apa hubungan antara salib dan makam orang Yahudi?
Satu kemungkinan, kata Dello Russo yang merupakan anggota staf di proyek penelitian Venusia Judaica, adalah bahwa mungkin ini adalah tanda penggunaan kembali katakomba tersebut oleh orang-orang Kristen setempat di kemudian hari setelah orang-orang Yahudi meninggalkan Venosa.
Kompleks permakaman yang ditinggalkan itu tampak terintegrasi ke dalam situs rumah sakit setempat selama periode abad pertengahan. Bahkan, pada satu titik situs katakomba ini juga digunakan untuk menampung hewan-hewan.
Baca Juga: Melihat Pedang Tentara Salib Berusia 900 Tahun yang Terawetkan Alami
Meskipun banyak salib menimpa identitas orang-orang Yahudi di situs ini tidak berarti bahwa orang-orang Kristen itu jahat. Dorota Hartman, anggota proyek di University of Naples "L'Orientale", mengatakan bahwa ketika salib-salib itu diukir, penduduk setempat mungkin tidak mengidentifikasi katakomba ini sebagai permakaman khusus orang-orang Yahudi.
Dello Russo pun sepakat. "Saya tidak selalu melihat salib sebagai 'menghapuskan' kehadiran orang-orang Yahudi di situs itu dengan sikap penuh kebencian," katanya seperti dilansir The Daily Beast.
Meskipun orang-orang Yahudi dikarikaturkan dalam cerita rakyat Italia Selatan sebagai musuh di Gereja. Hal ini tidak serta merta menafsirkan bahwa penduduk setempat di Venosa menganggap orang-orang Yahudi sebagai musuh mereka.
Baca Juga: Misteri Keberadaan Batu-Batu Bulat di Kuburan Kuno Neolitik Eropa
Giancarlo Lacerenza, profesor bahasa Ibrani alkitabiah dan abad pertengahan di L'Orientale University sekaligus pemimpin proyek penelitian Venusia Judaica, mengatakan bahwa koeksistensi orang-orang Yahudi dan Kristen di katakomba-katakomba yang sama itu masih harus diteliti lebih lanjut untuk dibuktikan.
Lecerenza mememiliki gagasan bahwa mungkin citra agama campuran yang lebih tua mewakili realitas sosial masyarakat kuno ketika orang-orang Yahudi dan Kristen tidak terpisahkan, memiliki ruang bersama, dan bahkan mungkin merupakan satu keluarga.
"Katakomba-katakomba itu mewakili situasi-situasi privat dan personal, bukan hanya publik, dan kondisi keluarga-keluarga ini," kata Lacerenza. Kondisi keagaman keluarga-keluarga di Venosa dulu mungkin rumit juga seperti beberapa keluarga zaman sekarang yang tidak semua anggotanya beragama sama.
Source | : | The Daily Beast |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR