Personel TNI yang bertugas di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo telah mengangkat enam jenazah yang diduga korban AirAsia QZ8501 dari perairan Selat Karimata hingga Selasa (30/12) sore ini.
Proses pencarian akan terus dikebut. "Hingga pukul 16.00 WIB, enam jenazah telah dievakuasi ke dalam KRI Bung Tomo," ujar Komandan Pusat Komando Operasi TNI Angkatan Laut (Puskodal) Kolonel Muspin saat dihubungi, Selasa sore.
Muspin belum mendapatkan laporan lebih jauh terkait jenis kelamin jasad-jasad tersebut. Namun, informasi yang didapatkan, jasad-jasad itu masih dalam keadaan lengkap anggota tubuhnya, tidak berpelampung dan dalam kondisi bergelembung lantaran terlalu lama berada di air.
Jasad-jasad itu, lanjut muspin, dimasukkan ke dalam kantung mayat dan diletakkan di tempat khusus dalam kapal. Jajarannya belum memfokuskan kepada identifikasi.
Saat ini, prosonel TNI masih fokus untuk mencari korban lainnya di wilayah perairan tersebut. "Kami belum mendapat kabar apakah jasad itu akan langsung diterbangkan ke Pangkalanbun atau tunggu jasad lain ketemu dulu," ucap dia.
Yang jelas, KRI Banda Aceh yang mengangkut tiga helikopter evakuasi dan tiga KRI lainnya tengah menembus ombak untuk dapat segera ke lokasi ditemukannya serpihan serta jenazah penumpang pesawat berpenumpang 155 orang tersebut.
Seperti diberitakan, pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak Minggu pukul 07.55. Pesawat sempat menghubungi Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta untuk meminta izin naik ke ketinggian 38.000 kaki dari yang sebelumnya 32.000 kaki untuk menghindari cuaca buruk.
Namun, tak lama setelah, itu pesawat hilang dari radar. Pesawat Airasia QZ8501 ini membawa 155 orang penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 orang anak-anak, dan satu orang balita. Di dalam pesawat itu, ada pula warga negara asing penumpang dan awak kabin yakni Singapura satu orang, Inggris satu orang, Malaysia satu orang, Korea Selatan tiga orang, dan Perancis satu orang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR