Dan hasil tes DNA menunjukkan sikatan Sulawesi berbeda dengan sikatan burik, bahkan kekerabatannya lebih dekat pada sikatan bubik Thailand atau Muscicapa dauurica siamensis.
!break!
Tahun ini ilmuwan Indonesia, Australia, dan Amerika serta penduduk lokal berhasil pula menemukan spesies baru tikus air pemakan daging di Kabupaten Mamase, Sulawesi Barat.
Tikus air yang pertama ditemukan di Sulawesi dan kawasan Asia Tenggara, diberi nama Waiomys mamasae, dan terpublikasikan dalam jurnal Zootaxa. Tikus semi-akuatik lainnya dikenal dari New Guinea, Australia, Afrika, dan Amerika Selatan. Seperti halnya tikus semi-akuatik lainnya, spesies ini memakan serangga air yang menempel di dasar aliran.!break!
Keunikan bentang alam dan geologi
Keanekaragaman ekosistem yang terbentang dari Indonesia bagian timur hingga barat, di laut dan di darat serta pada setiap pulau jugalah yang telah menyakinkan kita bahwa Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman spesies dan genetik.
Posisi geografis yang menyebabkan Indonesia memiliki keanekaragaman ekosistem yang sangat menakjubkan, sekitar 74 tipe ekosistem yang khas dan membentuk formasi satu dengan yang lainnya yang sangat kompleks.
Tipe ekosistem tersebut mulai dari ekosistem laut dalam, laut dangkal, pantai, termasuk padang lamun dan mangrove, ekositem dataran rendah, termasuk hutan dipterokarp, hutan kerangas, gambut, karst, danau, hutan pegunungan bawah, hutan pegunungan atas, subalpin hingga alpin. Selain itu pun ekosistem buatan mulai dari sawah, tegalan, pekarangan, kebun, tambak dan empang.
Ditambah keadaan geologis Indonesia yang unik menyebabkan tingginya endemisitas flora, fauna maupun mikroba.
Hingga saat ini, keanekaragaman spesies flora telah tercatat ada algae 1500 spesies alga, tumbuhan berspora yaitu yang berupa 80.000 spesies jamur, 595 spesies lumut, 2.197 spesies paku-pakuan, 30.000 – 40.000 spesies tumbuhan berbiji. Kekayaan spesies flora Indonesia merupakan 15,5 persen dari total jumlah flora di dunia.
Sedangkan untuk fauna, Indonesia tercatat memiliki 8.157 spesies vertebrata—terdiri atas mamalia, burung, herpetofauna, dan ikan. Selain itu, terdapat 1.900 spesies kupu-kupu (10 persen dari jumlah spesies kupu-kupu dunia).
Penelitian yang bersifat mendalami atau meneliti keanekaragaman hayati Indonesia masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Hal ini berpijak pada masih adanya temuan-temuan spesies baru dan masih banyak lokasi di Indonesia yang belum diteliti secara menyeluruh.
Maka menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah termasuk para pemangku kepentingan bidang keanekaragaman hayati di Indonesia untuk terus mengungkap potensi yang kita miliki ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR