Stasiun televisi CNN menyoroti pertanyaan kedua.
Memajukan jadwal penerbangan ke jam yang sibuk dan pada saat cuaca buruk dianggap sebagai keputusan yang salah.
Masalahnya, seperti terlihat pada grafis, dalam kondisi cuaca buruk, pilot membutuhkan ruang manuver yang lebih besar dan lebih tinggi.
Hal itulah yang tidak diperoleh pilot berpengalaman dari AirAsia 8501.
Cuaca buruk. Pilot tidak memiliki ruang untuk menaikan pesawat. Jadwal dimajukan ke jam sibuk.
Beberapa hari ke depan, publik menunggu penjelasan yang lebih komprehensif mengenai apa yang terjadi.
Kecelakaan AirAsia bukan cuma soal AirAsia dan korban beserta keluarga.
Ini soal yang lebih besar: Apakah kita bisa menggantung nasib kita, nasib keluarga kita, pada pengelola industri penerbangan.
Apakah maskapai penerbangan murah benar-benar harganya murah atau nyawa manusia yang dinilai murah.
Inilah inti soalnya: Seberapa kuat otoritas penerbangan dan pengelola low cost carrier berpihak pada nasib manusia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR