Hari Selasa (30/12) menjadi hari yang sibuk, tidak hanya bagi awak media yang menyajikan informasi seputar pencarian pesawat AirAsia QZ8501, tetapi tentu juga menjadi hari yang lelah bagi para tim pencarian.
Tetapi seakan lelah terbayar dengan penemuan pertama kali serpihan Pesawat AirAsia QZ8501 setelah 3 hari pencarian. Adalah tim TNI AU dari pangkalan Halim Perdanakusuma yang menemukan serpihan pertama yang diyakini bagian pesawat yang hilang.
Tim pencari dari TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma mengungkapkan proses pencarian tersebut dalam wawancara eksklusif di KompasTV, Selasa malam.
Mereka terdiri dari 9 orang kru yang menggunakan pesawat CN 295. Dua di antaranya, Mayor Penerbang Akal Juang dan Kapten Penerbang Ammad.
"Pertama kali kami menemukan benda mencurigakan di laut tersebut kami langsung yakin itu bagian dari pesawat," ujar Kapten Penerbang Ammad.
Kapten Ammad mengungkapkan, ia menjadi pilot yang menerbangkan pesawat CN 295. Di dalam pesawat ada Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I (Pangkoops AU I), Marsekal Muda Agus Dwi Putranto.
Kala itu, kata Ammad, Marsda Agus yang melihat pertama kali serpihan mencurigakan. "Dan beliau langsung yakin dengan insting panglimanya," ujar Kapten Ammad.
!break!Produk dalam negeri
Ada kebanggaan tersendiri dalam penemuan yang tergolong cepat. Mayor Penerbang Akal Juang, menuturkan, ini merupakan kebanggaan untuk bangsa Indonesia. Karena penemuan ini justru dilakukan menggunakan pesawat buatan PTDI, CN 295, dan ditemukan oleh kemampuan anak bangsa sendiri.
"Penemuan ini menambah kepercayaan diri kami sebagai prajurit yang masuk ke dalam tim yang ikut membantu kerja Badan SAR Nasional." kata Mayor Akal Juang.
Saat disinggung oleh Aiman Witjaksono dari KompasTV, soal pujian yang diberikan oleh media asing Wall Street Journal, Mayor Akal Juang mengatakan, "Ini menunjukkan kemampuan prajurit bangsa Indonesia untuk bertanggung jawab terhadap wilayahnya sendiri."
"Penemuan ini menunjukkan bahwa bangsa kita mampu melakukan tugas-tugas yang menjadi bagian dari penyelamatan di wilayah sendiri," ujar Mayor Akal Juang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR