Tim Penyelam dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) akan diterjunkan mulai hari ini, Jumat (2/1), untuk mencari jenazah korban AirAsia yang jatuh di Perairan Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Dalam melaksanakan tugasnya, pasukan Kopaska didukung alat-alat untuk mempermudah kerja mereka.
Komandan Tim Kopaska di KRI Banda Aceh Wido Dwi menjelaskan, ada sejumlah alat yang akan digunakan. Ia pun menjelaskan satu per satu spesifikasi dan kegunaan dari alat-alat tersebut. Berikut alat-alat yang digunakan oleh Kopaska:
- Tabung Oksigen
Tabung oksigen merupakan peralatan paling umum yang digunakan untuk menyelam ke dasar laut. Tabung dikenakan penyelam menyatu dengan kacamata selam dan rompi. Namun, Kopaska memiliki tabung oksigen di atas rata-rata yang memiliki kadar oksigen dengan kapasitas 8 liter.
Pasukan Kopaska bisa menyelam bebas selama maksimal 2 jam penuh dengan memanfaatkan tabung tersebut. Pemakaian oksigen akan sangat tergantung pada kedalaman penyelaman dan orang yang memakainya.
"Kalau orangnya boros, mungkin setengah jam sudah habis. Tapi saya sendiri bisa sampai dua jam," kata Wido.
- Senter Dalam Air
Pada proses pencarian dan pengambilan jenazah, senter dalam air sangat diperlukan. Jika cuaca sedang tidak cerah, maka air di bawah laut cenderung gelap karena tak ada sinar matahari yang menembus lautan. Proses akan sulit dilakukan tanpa tambahan cahaya. Untuk 10 orang pasukan kopaska, tersedia dua senter. Nantinya, salah satu anggota akan memegangi senter itu untuk penerangan, sementara yang lainnya melakukan proses pencarian.
"(Senter) ini lebih terang dari senter biasa, jadi di dalam air juga masih cukup terang," ujar Wido.
!break!- Tali
Sebuah tali panjang, biasanya berwarna putih, bisa sangat membantu proses pencarian. Tim penyelam yang pertama terjun akan mengevaluasi terlebih dahulu kondisi di dalam air dengan turut serta membawa tali dengan panjang 100 meter ini. Jika target ditemukan, mereka akan memasang tali itu di sepanjang jalur yang dilewati sampai ke tempat sasaran temuan.
Tim selanjutnya melakukan proses pengambilan korban mengikuti tali yang sudah terpasang. Dengan cara ini, waktu penyelaman bagi tim selanjutnya akan lebih efektif. Untuk menyelam sampai ke kedalaman 45 meter, anggota Kopaska bisa bertahan selama 15-25 menit. Jika jarak kedalaman semakin pendek, maka waktu penyelaman bisa dilakukan lebih lama.
"Tergantung kedalaman dan orangnya masing-masing," jelas Wido.
-Pisau
Dalam proses pencarian, pasukan Kopaska juga turut membawa sebuah pisau berukuran kecil. Pisau itu bergagang hitam dengan gerigi di satu sisinya. Pisau itu bisa digunakan, misalnya, untuk memutuskan sabuk pengaman yang membuat para penumpang AirAsia. Diduga, banyak penumpang yang terjepit oleh sabuk pengaman sehingga tidak mengapung ke permukaan. Apakah pisau juga bisa digunakan untuk melawan hewan di dalam laut yang akan menyerang?
"Oh kalau di dalam laut itu semua teman kita. Sejauh ini belum ada kejadian seperti itu," jawab Wido.
!break!-Balance
Balance adalah beban yang dililitkan di bagian pinggang anggota Kopaska, layaknya sebuah ikat pinggang. Bedanya, balance ini memiliki lima lempengan besi. Satu lempengan besi beratnya mencapai 1 kg.
"Besinya ini bisa dicopot, jadi nanti tergantung penyelamnya mau pakai berapa," ujar Wido.
Balance digunakan sebagai beban agar anggota Kopaska bisa turun dan menyelam dengan mudah ke dasar laut. "Jadi tidak terlalu banyak energi terbuang," jelas Wido.
Untuk kembali berenang ke permukaan, rompi yang digunakan Kopaska juga sudah dilengkapi dengan semprotan oksigen yang membuat mereka kembali ke atas dengan mudah.
-Floating Bag
Floating Bag adalah sejenis tenda parasut yang berguna untuk mengangkat barang-barang berat di dasar laut. Barang-barang yang akan diangkut diletakkan dalam floating bag tersebut. Kemudian floating bag diisi oleh oksigen yang digunakan oleh para anggota Kopaska. Floating bag pun akan mengembang dan terangkat dengan sendirinya ke permukaan.
"Tapi ini tidak untuk mengangkat jenazah. Kalau jenazah bisa mengapung sendiri," ujar Wido.
-Hand Held Sonar System
Terakhir, yang paling canggih dan sangat berguna bagi pencarian AirAsia ini adalah Hand Held Sonar System. Alat ini dapat mendeteksi logam yang ada di dasar laut. Serpihan pesawat air asia pun bisa terdeteksi jika berada dalam radius yang masih terjangkau. Nantinya, setiap logam yang terdeteksi akan mengeluarkan bunyi "ping", yang dapat didengar anggota kopaska dengan menggunakan sejenis headset.
Semakin kencang bunyi terdengar, maka semakin dekat jarak benda logam. Sonar System ini dapat menjangkau benda hingga kedalaman 90 meter dan luas 2.000 meter. Ada pun kedalaman laut sekitar jatuhnya pesawat AirAsia adalah 35 meter.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR