Adapun untuk 9 kanker lain, ada lebih banyak lagi kasus--melebihi perkiraan--yang terkait dengan "nasib buruk" dan diduga dipicu oleh kombinasi antara "nasib buruk" ditambah faktor lingkungan atau keturunan.
Sembilan kanker itu mencakup kanker paru-paru dan kanker kulit--yang banyak terpengaruh oleh paparan rokok dan sinar matahari--dan beberapa kasus kanker yang selama ini dianggap sebagai faktor keturunan.
Temuan tersebut berarti perlunya lebih banyak upaya untuk mendeteksi dini kanker dan penelitian yang dapat mendeteksi mutasi sebelum kesalahan acak pembelahan sel ini berubah menjadi kanker.
"Mengubah gaya hidup dan kebiasaan kita akan banyak membantu mencegah beberapa kanker tertentu, tetapi langkah itu bisa jadi tak efektif untuk beberapa jenis kanker yang lain," ujar peneliti bio-matematika Cristian Tomasetti, asisten profesor onkologi di Johns Hopkins University School of Medicine dan Bloomberg School of Public Health.
"Kita harus fokus pada lebih banyak sumber daya untuk menemukan cara mendeteksi beragam kanker sedini mungkin, di tahap yang masih bisa diobati," kata Tomasetti.
Kanker payudara dan prostat tak masuk cakupan riset ini, tulis para peneliti, karena literatur tak memperlihatkan tingkat pembelahan sel yang reliabel di area badan yang terdampak.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR