Cuaca buruk kembali menghambat proses pencarian jenazah awak dan penumpang pesawat AirAsia QZ8501. Sejumlah upaya pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan pun terpaksa harus dihentikan sementara di hari kesembilan ini.
Seperti pencarian yang dilakukan TNI Angkatan Laut, Senin (5/1). TNI AL menerjunkan dua orang penyelam untuk melakukan survei di lokasi jatuhnya pesawat yang mengangkut 162 orang kru dan penumpang itu.
Penyelaman pun akhirnya sempat dilakukan. Namun, penyelam tidak sampai ke kedalaman 30 meter, di mana lokasi pesawat diperkirakan berada. Keduanya akhirnya harus kembali naik ke kapal karena kondisi di dasar laut tidak memungkinkan untuk dilakukan pencarian.
"Lumpur di dasar laut cukup tebal. Sehingga membuat visibility (jarak pandang) nol," kata Direktur Operasional Basarnas SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Tak hanya itu, kecepatan arus di dalam laut mencapai lima knot. Hal ini tentu saja membuat upaya pencarian cukup berat. Di samping itu, tinggi gelombang di permukaan laut juga mencapai empat meter yang menyebabkan kapal yang melakukan upaya pencarian kesulitan menuju titik lokasi.
"Kita tidak bisa melawan alam. Tidak boleh jatuh korban lagi. Cuaca buruk tidak boleh kita tembus, kalau ada sesuatu tentu akan repot," ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR