"Maksimal kami menyelam di kedalaman 30-40 meter cuma boleh 18 menit, jadi sebelum turun kami berdoa agar dimudahkan. Sedih kalau kami menyelam tidak dapat jenazah, kami sudah anggap korban seperti keluarga sendiri," tambahnya.
Ia mengaku penyelamatan dan pencarian korban bukan tugas mudah.
"Awalnya berat ya, karena kita kan lihat muka jenazah tapi kita berdoa saja, kita bilang dalam hati ke mereka kalau kita ingin menolong mereka, membawa mereka bertemu keluarga, memang kuncinya kesiapan dan kekuatan mental," kata dia.
"Kalau mental sudah mantap, sudah kuat, mau situasi apa pun kita tetap tenang," tambahnya.
Berkali-kali terlibat operasi penyelamatan dan pertolongan bencana, Yus mengatakan ketika bencana terjadi pada orang yang ia cintai, ia justru tidak bisa menolongnya.
"Tahun 2004, itu tugas saya menjaga Pantai Ule Leueu, tapi hari Kamis dua hari sebelum tsunami (26 Desember 2004), tunangan saya di Ule Leueu suruh saya pulang tengok orang tua dan balik lagi hari Minggunya. Tapi ternyata Sabtunya ada tsunami dan tunangan saya hilang," kata Yus pelan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR