Salah seorang pengunjung pasar seni, Christie Damayanti, di laman Kompasiana menulis, ”Saya sangat suka pasar seni karena saya suka seni”. Sejak kecil ia sering berkunjung ke sana. Sayang, beberapa waktu lalu, saat Christie datang kembali ia sedikit gusar. ”Aku melihat suasana suram di sana,” tulisnya.
Arus wisata komersial
Menurut Bogang, kian suramnya suasana di Pasar Seni Ancol disebabkan pengelola pasar seni bersama pengelola Ancol Taman Impian (ATI) semakin hari kurang memberikan perhatian pada pasar seni. Apalagi setelah Dunia Fantasi hadir.
”Kini ATI lebih cenderung mengembangkan wisata komersial dan menghadirkan restoran-restoran yang bermerek,”katanya.
Padahal, lanjut Bogang, pengembangan pasar seni dan wahana lain bisa beriringan dan saling menyubsidi. Menurut dia, pasar seni menjadi salah satu ciri khas ATI yang tak boleh hilang. ”Jadi, biarlah kegiatan wisata komersial dan taman budaya ini berkembang seiring dan bukan sebaliknya saling meniadakan,” ujarnya.
Pada akhir jabatan Bogang, pasar seni menggelar Festival Seni dan Budaya Night Art Market pada akhir Mei 2014. Pada acara ini, pasar seni berkolaborasi dengan Kedutaan Besar dari Visegrad Group di Indonesia, yaitu Ceko, Hongaria, Polandia, dan Slowakia.
Bogang seperti halnya para seniman dan pengunjung berharap, pihak terkait bisa kembali memulihkan suasana hangat di Pasar Seni Ancol.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR