Namanya tidaklah beraroma romantis yang berkelindan di seputar cinta (love) maupun kegembiraan (joy). Ia mendapatkan nama megahnya dari sesosok Australia paruh-baya bernama lengkap Terry Lovejoy, orang pertama yang menyaksikan eksistensinya.
Terry Lovejoy adalah seorang insinyur informatika yang tak kepalang tanggung menceburkan diri dalam jagat astronomi di waktu senggangnya.
Sebagai astronom amatir, yakni astronom yang tak berlatar-belakang pendidikan astronomi secara formal, nama Terry Lovejoy mendunia melalui modifikasinya terhadap kamera-kamera digital untuk keperluan pemotretan/pencitraan astronomi (astrofotografi).
Modifikasi tersebut membuat para astronom amatir mampu memuaskan hasratnya mengabadikan benda-benda langit khususnya obyek jauh seperti galaksi, gugus bintang (cluster) dan awan gas (nebula) dengan leluasa tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.
Selain inovasi tersebut, dalam jagat astronomi nama Terry Lovejoy juga dikenal sebagai penemu komet. Menyapu langit secara rutin dari kawasan pedesaan negara bagian Queensland (Australia), sejauh ini sosok Terry Lovejoy telah menemukan lima buah komet baru semenjak 2007.
Prestasi ini layak diacungi jempol, mengingat upaya penemuan komet-komet baru kini harus bersaing dengan sejumlah sistem penyigian langit semi-otomatis seperti Spacewatch, LINEAR (Lincoln Near Earth Asteroids Research), Catalina Sky Survey, Siding Spring Survey maupun Pan–STARRS (Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System).
Dalam jagat astronomi nama Terry Lovejoy juga dikenal sebagai penemu komet.
Sesuai dengan tata nama komet yang diberlakukan IAU (International Astronomical Union), sebuah komet baru akan diberi nama sesuai dengan nama penemu ataupun nama sistem penyiginya.
Dengan demikian kelima komet baru yang ditemukan Terry Lovejoy juga menyandang nama Lovejoy.
Untuk membedakan satu dengan lainnya, komet-komet yang bernama serupa tersebut juga memiliki identitas tersendiri sesuai dengan sistem penandaan yang diberlakukan IAU bagi komet. Dalam hal komet Lovejoy, kelima komet tersebut beridentitas sebagai C/2007 E2 Lovejoy (ditemukan 15 Maret 2007), C/2007 K5 Lovejoy (ditemukan 26 Mei 2007), C/2011 W3 Lovejoy (ditemukan 27 November 2011), C/2013 R1 Lovejoy (ditemukan 7 September 2013) dan yang terakhir C/2014 Q2 Lovejoy (ditemukan 17 Agustus 2014).!break!
Sedari awal ditemukannya disadari bahwa komet C/2014 Q2 Lovejoy memang berpotensi menjadi komet terang. Perhitungan astronomis menunjukkan komet ini bakal tiba di titik perihelionnya pada 30 Januari 2015 mendatang.
Memburu komet
Komet Lovejoy yang datang dan diperbincangkan baru-baru ini, C/2014 Q2 Lovejoy, saat pertama kali disaksikan melalui teleskop reflektor Schmidt-Cassegrain 20 cm—masih demikian redup. Bahkan, lebih redup ketimbang planet kerdil Pluto.
Pada 17 Agustus 2014, komet itu masih melata pelan di latar depan rasi Cetus. Ia berjarak 423 juta kilometer dari Bumi kita, atau di antara orbit Mars dan Jupiter.
Saya mempersiapkan instrumen sederhana guna menyambut tamu ini. Yakni sebuah kamera D-SLR kelas konsumen dengan lensa bawaannya. Kamera dipasang pada kaki tiga (tripod), dengan lensa diatur pada bukaan terbesar untuk setiap panjang fokus antara 18 mm hingga 55 mm. Fokus diatur secara manual. ISO dipilih pada nilai yang cukup besar, saya gunakan ISO 1600. Sementara waktu pencahayaan antara 20 detik hingga 30 detik.
Observasi dilakukan dari halaman belakang rumah antara Jumat (9 Januari 2015) hingga Minggu (11 Januari 2015) malam, untuk kemudian dilanjutkan kembali pada Kamis (15 Januari 2015). Di hari pertama observasi terganggu oleh terangnya langit akibat pencahayaan Bulan yang baru saja lepas dari status purnama. Selain itu gangguan juga datang dari awan-awan tipis yang berarak-arak. Namun di hari kedua dan seterusnya, kedua gangguan tersebut relatif sangat berkurang.
Komet C/2014 Q2 Lovejoy relatif mudah ditemukan. Patokannya rasi bintang Waluku (Orion), rasi bintang yang sangat populer dalam masyarakat agraris Indonesia sebagai penanda musim tanam. Tepat di sebelah barat Waluku ini berdampingan dengan rasi bintang lain yang tak kalah populernya, yakni Taurus. Taurus juga dikenal dengan Tujuh Dara-nya atau Pleiades. Posisi komet C/2014 Q2 Lovejoy tepat berada di rasi Taurus, sembari berangsur-angsur menjauhi Waluku.
Komet C/2014 Q2 Lovejoy terabadikan dalam D-SLR meski cukup redup. Ia hanya nampak sebagai bintik cahaya mirip bintang, namun bintik tersebut baur seakan berselimutkan kabut. Ini sangat berbeda dibandingkan bintang-bintang umumnya, yang tampil sebagai bintik cahaya tegas. Kabut tersebut menjadi penanda atmosfer temporer (coma) sang komet.
Ciri menonjol lainnya adalah warnanya yang kehijauan, bertolak belakang dengan bintang-bintang umumnya yang putih kebiruan hingga kemerahan. Warna kehijauan ini merupakan produk dari eksitasi elektron-elektron dalam molekul karbon diatom (C2) dan sianogen (CN) di coma akibat pengaruh cahaya Matahari.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR