Kepala penelitian Microsoft, Eric Horvitz, mengatakan dirinya tidak sependapat dengan pandangan bahwa sistem kecerdasan buatan akan mengancam ras manusia.
"Sudah muncul kekhawatiran terkait dampak jangka panjang dari kecerdasan buatan bahwa kita nanti tidak akan bisa menguasai sepenuhnya kecerdasan buatan tersebut," kata Horvitz.
"Saya berpandangan bahwa kekhawatiran itu tidak akan terjadi," katanya.
Horvitz mengatakan akan ada banyak manfaat dari kecerdasan buatan bila diterapkan di bidang sains, pendidikan, hingga ekonomi.
Pendapat Horvitz sangat berbeda dengan Stephen Hawking, salah satu ilmuwan terbaik dunia, yang Desember lalu mengatakan mesin-mesin yang bisa berpikir bisa berujung pada punahnya ras manusia. (Baca di sini)
Profesor Hawking mengatakan bentuk kecerdasan buatan yang dikembangkan sejauh ini terbukti sangat bermanfaat, namun juga mengkhawatirkan konsekuensi teknologi ini yang pada akhirnya dapat melampaui kemampuan otak manusia, yang evolusinya lambat.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR