Kampanye "Jaga Singapura Tetap Bersih" satu dasawarsa usai kemerdekaan, terbukti efektif membuat negara ini sangat bersih dan rapi. Namun, kini standar kebersihan telah menurun drastis selama tiga tahun terakhir.
Kepala Dewan Kebersihan Umum, Liak Teng Lit, yang memimpin "Gerakan Singapura Bersih", bercerita, saat itu, kurun 1970 dan 1980, Singapura sangat bersih. Tak ada secuil pun sampah terlihat di jalan-jalan kota dan pelosok-pelosok di luar kawasan bisnis utama.
"Tapi kondisi mulai berubah dalam tiga tahun terakhir. Standar kebersihan menurun tajam. Sampah mulai terlihat di beberapa sudut kota, di luar stasiun mass rapid transit (MRT), toko-toko dan restoran cepat saji," ujar Teng Lit.
Teng Lit melanjutkan, harus ada kebijakan khusus bila perlu penegakan aturan ketat yang diterapkan kepada warga pembuang sampah sembarangan. "Kita seharusnya malu melihat warga membuang sampah sembarangan," tandas Teng Lit seperti dikutip The Sunday Times.
Berserakannya sampah di tempat-tempat publik juga sangat memalukan dan sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Sehingga banyak kritik ditujukan kepada Badan Lingkungan Hidup Nasional. Badan ini, kata Teng Lit, tak cukup hanya membuat aturan dan kemudian menegakkannya.
"Harus ada upaya terstruktur berupa gerakan Nasional untuk mengembalikan kesadaran menjaga Singapura tetap bersih seraya hukum dijalankan bagi mereka yang melanggar," tutur Teng Lit.
Dengan "Gerakan Singapura Bersih" yang dirintisnya, Teng Lit berharap ada lebih dari 10 orang yang membersihkan satu ruas jalan dan kawasan-kawasan tertentu yang dinilai sangat kotor. Mereka bekerja secara bergantian.
"Kita harus menghadapi kritik dengan gerakan nyata," pungkas Teng Lit.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR