Nationalgeographic.co.id—Jika di Zaman Eksplorasi, para ilmuwan berlayar melintasi lautan untuk menemukan flora dan fauna asli di negeri-negeri yang jauh. Saat ini, justru para ilmuwan mengarungi lautan terbuka dunia dengan dilengkapi jaring penarik dan pengukur aliran untuk mengambil sampel mikroplastik.
Sebuah tim ahli kelautan global yang dipimpin oleh peneliti Kyushu University telah mengembangkan kumpulan data yang tersedia untuk umum untuk menilai kelimpahan mikroplastik dan tren jangka panjangnya di permukaan lautan dunia. Tim menemukan 24,4 triliun keping atau sekitar 82.000-578.000 ton mikroplastik di lautan dunia, tetapi jumlah sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih besar.
Atsuhiko Isobe, pemimpin penelitian dan profesor di Institut Penelitian Mekanika Terapan, Kyushu University mengatakan, dataset mereka menyediakan jumlah mikroplastik yang realistis di alam liar. "Meskipun pengamatan mikroplastik dimulai pada tahun 1970-an, (tapi) data standar yang mencakup dunia masih terbatas," kata Isobe kepada Kyushu University News.
Source | : | Kyushu University News,Jurnal Microplastics and Nanoplastics |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR