Melihat ledakan permintaan, GaPBA Aceh membangun Sentra Kerajinan Batu Alam Aceh di Ulee Lheue, Banda Aceh, pada November 2014 dengan perputaran uang mencapai Rp 250 juta per hari. "Keuntungan yang didapat para pebisnis itu 20-30 persen per hari dari semua perputaran uang tersebut," ujar Nasrul.
Geliat batu akik juga kentara di Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur, yang dihuni 1.400 pedagang akik. Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pedagang Pasar Rawa Bening Tanwir Lubis menyebut kenaikan omzet hingga 400 persen dibandingkan tahun lalu. Omzet pedagang grosiran kecil, seperti Kios Batavia, mencapai Rp 20 juta per hari.
"Tren batu akik meledak lagi karena munculnya batu alam Indonesia. Batu bacan, bengkulu, aceh, dan lampung. Dulu orang enggak perhatian. Saya keliling seluruh daerah dan memang setiap daerah ada potensi batu akik," kata Tanwir.
!break!Fenomena sesaat
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Mukhlis Yunus, mencermati ledakan batu aceh ini sebagai fenomena sesaat layaknya fenomena ikan louhan, tanaman anthurium, bunga euphorbia, beberapa tahun lalu di Indonesia. "Hanya saja, karena benda mati, fenomena batu alam kemungkinan bisa bertahan cukup lama," katanya.
Mukhlis mengimbau, masyarakat bersikap wajar dalam menyikapi ledakan batu akik. Sebab, hingga kini, batu akik belum memiliki standar harga di pasaran. Selain itu, batu tersebut belum memiliki sertifikasi yang bisa menjaga harga dan keasliannya.
Kondisi itu bisa memicu perubahan yang tidak bisa diprediksi, yakni bisa terus melonjak ataupun jatuh secara tiba-tiba. "Untuk itu, batu alam belum bisa menjadi investasi jangka panjang seperti emas," tuturnya.
Demi keaslian batu akik, pemilik Laboratorium Tasbih Scientific Gemological Laboratory di Pasar Rawa Bening, Yani Abdul Majid, mengimbau pencinta batu akik untuk membuat sertifikasi batu. Setiap hari, Tasbih Gems Lab mengeluarkan 20-30 sertifikasi batu yang antara lain berisi tentang asal-usul batu. "Kalau bingung tentang keaslian batu, saya biasanya akan e-mail guru ahli batu di India serta London," katanya.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Aceh Muhammad Nur menilai, musim batu aceh turut mengancam kelestarian alam di lokasi sumber bahan batu, seperti di Nagan Raya dan Aceh Tengah.
"Situasi itu bisa memicu masyarakat melakukan penambangan secara masif tanpa memikirkan dampak buruk terhadap lingkungan," ujarnya. Apalagi merujuk data GaPBA Aceh, ada sekitar 1.000 pencari batu dalam sehari di Nagan Raya dan Aceh Tengah.
Ledakan batu akik yang terbentuk dari aktivitas magma ini memang menggiurkan. Harga yang melambung tinggi membuat orang terlena. Boleh saja jatuh cinta pada kecantikan akik, asal tidak kecanduan lalu menyesal kemudian.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR