Salah satu stasiun seismik Gunung Marapi, Sumatra Barat, yang dibangun lewat kerja sama dengan lembaga penelitian ilmu kebumian di Nanyang Technological University, Earth Observatory of Singapore, dirusak orang tak dikenal. Akibatnya, mengganggu pemantauan, terutama untuk sisi timur gunung yang saat ini berstatus Waspada atau level II.
Petugas Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Marapi, Warseno, saat dihubungi di Bukittinggi, Rabu (11/2), mengatakan, kerusakan awalnya diketahui saat pengecekan rutin ke lokasi stasiun pada ketinggian 1.186 meter di atas permukaan laut (mdpl), tepatnya di Jorong Talang Dusun, Nagari Pasie Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, 29 Januari 2014.
”Ada keretakan pada bidang panel sel surya yang diduga ditusuk dengan galah atau bambu. Akibatnya, pengisian arus listrik ke aki terganggu. Hal tersebut membuat alat di lapangan tidak berfungsi maksimal,” kata Warseno.
Dari foto dokumentasi, kerusakan panel sel surya berukuran 55 cm x 120 cm itu berupa lingkaran bulat putih, seperti bekas ditusuk berulang. Di sekitarnya, retakan-retakan terlihat menyebar hingga pinggir panel berkekuatan 100 watt yang dipasang pada ketinggian 4 meter dari permukaan tanah itu.
Menurut Warseno, agar pemantauan tak semakin lama terganggu, dua hari setelah itu, mereka mengganti panel sel surya yang rusak dengan panel baru.
Selain itu, demi keamanan, mereka juga memasang pagar di sekeliling stasiun seismik yang sempat rusak dan empat stasiun lain yang dibangun bersama Earth Observatory of Singapore (EOS).
Menurut dia, kerusakan itu merupakan yang ketiga kali setelah dua kejadian serupa beberapa tahun lalu. Sebelumnya, aki stasiun seismik diambil warga, yakni di Nagari Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam (Mei 2008), dan Nagari Batupalano, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (Desember 2010).
”Kami sangat berharap warga bisa ikut menjaga stasiun sehingga kejadian serupa tidak terjadi lagi. Keberadaan stasiun-stasiun tersebut juga untuk kepentingan bersama. Apalagi, sebelumnya, keberadaan alat dari EOS ini sudah dilaporkan juga kepada pihak terkait, seperti camat, kepolisian, dan nagari,” kata petugas Pos PGA Marapi lainnya, Suparmo.
Secara terpisah, Camat Sungai Tarab Syahril saat dihubungi mengatakan, ia belum tahu terkait perusakan tersebut.
Saat ini, Pos PGA Marapi memiliki sembilan stasiun seismik dan dua penguat sinyal. Empat stasiun merupakan milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, sisanya milik EOS. Sembilan stasiun itu untuk memantau aktivitas Marapi.
Aktivitas gunung setinggi 2.891 meter itu belum memperlihatkan peningkatan signifikan sepanjang 2015. Berdasarkan data Kompas, salah satu erupsi gunung yang berada di wilayah Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam itu terjadi pada Februari 2014. Saat itu, erupsi membuat sejumlah wilayah di selatan Gunung Marapi, seperti Kecamatan Batipuh dan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, terdampak hujan abu.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR