Menurut para peneliti dari Universitas Salford, tata letak, konstruksi dan dekorasi ruang kelas memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan membaca, menulis, dan berhitung murid-murid sekolah dasar.
Mereka juga mengatakan bahwa cahaya alami, suhu, kualitas udara dan desain ruang kelas yang individual adalah sangat penting.
Sedangkan fitur gedung sekolah, seperti fasilitas dan ukuran, memiliki dampak yang lebih kecil jika dibandingkan dengan desain ruang kelas.
Temuan itu didapat setelah para peneliti melakoni survei terhadap 153 ruang kelas pada 27 sekolah yang sangat beragam selama tiga tahun.
Tim riset tersebut mengatakan perbedaan karakteristik fisik ruang kelas berkaitan dengan perkembangan kemampuan belajar 3.766 murid selama setahun.
Tiga faktor utama
Penulis laporan tersebut, Profesor Peter Barrett, mengatakan terdapat tiga faktor utama untuk desain yang baik, yakni individualisasi, stimulasi, dan situasi alami.
Faktor terakhir merupakan yang paling signifikan, karena kualitas udara, cahaya dan suhu memainkan peran penting. Ketiga hal tersebut berkontribusi untuk setengah dari total dampak kepada murid, katanya.
"Manusia pada dasarnya adalah hewan, dan otak mereka merespons dengan baik terhadap kondisi alam yang baik," kata Prof Barrett.
Prof Barrett mengatakan timnya terkejut menemukan bahwa desain kelas memainkan peran yang jauh lebih besar dibandingkan fitur seluruh sekolah, seperti ukuran, rute navigasi, fasilitas khusus dan area bermain.
"Kami menghabiskan enam bulan meneliti itu, namun pada kenyataannya hal itu kurang signifikan," katanya.
"Mengapa bisa seperti itu? Ya, saya akan berspekulasi bahwa anak sekolah melihat ruang kelas sebagai dunia mereka. Jadi ketika Anda sedang merancang sebuah sekolah, Anda harus memastikan bahwa setiap ruang kelas didesain dengan efektif.
Tim peneliti mengatakan bahwa jumlah stimulasi visual (misalnya papan peraga di dinding kelas), juga penting.
"Anda membutuhkan stimulasi visual dalam jumlah yang tepat," kata Prof Barrett.
John Coe, dari Asosiasi Nasional untuk Pendidikan Dasar Inggris, mengatakan bahwa laporan tersebut menyegarkan.
"Penelitian ini menjelaskan bahwa bukan hanya apa yang dikatakan kepada anak-anak, instruksi yang mereka dapatkan dari guru—melainkan pula seluruh pengalaman belajar mereka, penting," katanya.
Coe mengatakan laporan itu dapat berdampak pada pelatihan guru dan situasi belajar-mengajar saat ini yang menekankan keberhasilan ujian dan tes.
"Studi ini mengarahkan kita kembali ke individualitas anak. Mereka adalah individu, dan lebih banyak perhatian harus diberikan kepada kesejahteraan masing-masing anak."
KOMENTAR