Sejak dijumpai terakhir kali di sebuah padang rumput dekat kota Myitkyo, Myanmar, Juli 1941, burung Jerdon’s Blabber tidak pernah lagi terlihat. Namun pada 30 Mei 2014 lalu, sekelompok tim dari WCS, MOECAF (Divisi Konservasi Lingkungan Hidup dan Alam di Myanmar), dan NUS (National University of Singapore) menemukan kembali keberadaan burung tersebut di salah satu lahan agrikultur saat mereka sedang melakukan survey kawasan terbuang.
Dalam empat hari ke depan, tim ilmuwan terus-terusan mendapati burung Jerdon’s Blabber dewasa di sekitar kawasan tersebut. Mereka lalu mengambil sampel darah dan foto dari burung tersebut untuk kemudian diteliti kebenaran spesiesnya.
Salah satu burung Jardon’s Blabber kecil seukuran burung pipit berwarna cokelat yang ditemukan tim telah secara langsung diidentifikasikan sebagai Chrysomma altirostre oleh si penemu spesies burung itu sendiri, T.C. Jerdon, pada Januari 1862.
Direktur WCS’s Regional Conservation Hub di Singapura, Mr. Colin Poole, mengatakan, “Degradasi luas kawasan padang rumput ini yang dipercaya menjadi penyebab punahnya burung Jerdon’s Blabber.”
“Oleh karena itu,” ia menambahkan, “upaya selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan mengusahakan pemeliharaan padang rumput demi melindungi habitat burung Jerdon’s Blabber dan mensosialisasikannya kepada komunitas lokal untuk membantu pemeliharaan konservasi.”
Analisa lebih lanjut dari sampel DNA burung Jerdon’s Blabber akan dilakukan di jurusan Biological Science di NUS, Singapura, untuk mengetahui apakah spesies burung Jerdon yang ditemukan di Myanmar tersebut merupakan spesies utuh atau tidak. Jika benar demikian, spesies tersebut akan dijaga di Myanmar dan pemeliharaan habitatnya akan diberi perhatian penuh oleh pemerintah.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR