Mobil pemadam atau Skylift milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta menarik perhatian warga sekitar saat merapat di lokasi kebakaran Wisma Kosgoro, Jalan MH Thamrin, Jakarta, pada Senin (9/3) malam. Skylift itu sebelumnya memang belum pernah terlihat di berbagai lokasi kebakaran DKI Jakarta.
"Ini unit (mobil) baru yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran DKI. Mampu menjangkau hingga ketinggian gedung hingga 90 meter," kata Kepala Damkar dan PB DKI Subejo, saat memantau penanganan kebakaran Kosgoro, Selasa (10/3) dini hari.
"Unit ini sama dengan yang digunakan oleh pemadam kebakaran di kota Seoul (Korea Selatan)," lanjutnya.
Begitu tiba di depan gedung, mobil pemadam raksasa itu langsung memanjangkan tiang putih kokohnya untuk menjangkau lantai 16 di sisi selatan Wisma Kosgoro. Petugas memang mengandalkan Skylift ini untuk memadamkan api. Sebab angin yang bertiup kencang menyebabkan sulitnya dilakukan penyemprotan dari atap Oil Centre Building yang terletak di samping Wisma Kosgoro.
Saat ini, menurut Subejo, baru DKI Jakarta yang memiliki mobil pemadam ini. Tidak hanya itu, bahkan Subejo menyebut mobil ini pertama kalinya digunakan di Asia Tenggara.
"Untuk Asia Tenggara baru kita di Jakarta yang punya alat Skylift sebesar ini," ucap Subejo.
Meski demikian, kendaraan sebesar ini tetap mengalami kesulitan untuk digunakan untuk memadamkan kebakaran, terutama jika lokasi kebakaran di permukiman warga. Sebab, saat berusaha memadamkan api di Wisma Kosgoro, Skylift ini kesulitan lewat jalan yang menuju bagian belakang gedung.
Kendaraan dengan tangga itu hanya sanggup menyemprotkan air dari satu sisi gedung. Padahal, api tidak hanya membakar lantai di atasnya. Api juga telah menjalar ke sisi timur gedung yang menghadap belakang jalan MH. Thamrin. (Baca juga Sepenggal Kisah Kesatria Biru di Jakarta)
"Sulit menjangkau bagian belakang gedung, lebar jalan tidak memungkinkan mobil kita buat masuk. Mobil kita kan gede-gede," sebut Supardi, salah satu petugas pemadam.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR