Pengurus Persatuan Petani Pemandu dan Masyarakat Tangguh Bencana dan Perubahan Iklim (P3MTBPI) Padang Pariaman, Indra Medi mengatakan dari kajian tersebut petani kemudian mengembangkan ide sekolah lapangan lanjutan.
Menurut Indra, terdapat beberapa tema sekolah lapangan lanjutan, diantaranya sekolah lapangan lumbung pangan hidup. Sekolah lapangan ini memberi pembelajaran kepada petani memanfaatkan lahan sekitar rumah untuk ditanami berbagai produk makanan seperti ubi, talas, jagung, pisang, sayuran dan lainnya.
"Ini berguna ketika terjadi bencana smentara bantua dari pihak luar belum datang. Tak ada lahan kosong, petani bisa menggunakan polybag. Kalaupun tidak ada bencana, tanaman bisa dikonsumsi harian," kata Indra.
!break!Sekolah lapangan padi rendah emisi metan, merupakan sekolah lapangan yang memberikan pembelajaran pada petani untuk bertanam padi dengan meminimalisir emisi gas metana. "Padi ditanam dengan pola tanpa genangan air serta memanfaatkan kompos serta pupuk organik," katanya.
Selain itu, lanjut Indra, petani juga terlibat dalam sekolah lapangan pengurangan risiko bencana. Sekolah lapangan ini menghasilkan kajian risiko serta langkah antisipasi ketika bencana terjadi. Selain itu, sekolah lapangan ini juga mendorong terbentuknya jaringan petani yang tangguh dalam menghadapi bencana.
"Para pihak tentunya harus bekerja sama dengan masyarakat untuk meminimalisir risiko itu. Karena itu, petani mengadakan lokakarya rutin," imbuhnya.
Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni yang turut hadir dalam lokakarya itu menyampaikan Pemerintah Daerah Padang pariaman berkomitmen bekerja sama dengan petani.
"Kami sudah menganggarkan dalam APBD agar kegiatan-kegiatan yang mendukung ketangguhan petani tetap dilanjutkan," kata Bupati.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR