Setelah bertahun-tahun menanti keturunan, Kate dan David Ogg sangat bersyukur kala mengetahui mereka akan segera memperoleh bayi kembar. Namun, ketika usia kandungan Kate masih memasuki 26 minggu, Kate harus melahirkan secara prematur.
Usai proses persalinan yang dramatis, para dokter harus menyerah dan menyampaikan kabar buruk pada pasangan Ogg bahwa hanya bayi perempuan (Emily) yang bisa diselamatkan. Sebaliknya, bayi lelaki mereka, Jamie, dinyatakan wafat karena kondisi perkembangan organ yang belum optimal sehingga tidak mampu bertahan.
"David tersungkur di sebelahku. Aku meraih Jamie dari dokter dan membuka kain yang membalutnya. Aku meminta David melepas kausnya dan berada di sampingku karena aku ingin panas tubuh kami mengalir ke bayi ini," ujar Kate.
Kate menggendong Jamie sangat erat hingga kulit mereka bersentuhan. Telinga Jamie berada dekat jantung Kate.
"Kami menceritakan pada Jamie bahwa dia memiliki kakak perempuan dan dia mesti menjaganya. Kami mengatakan kami memiliki rencana besar untuk hidupnya. Kami berjanji banyak hal yang akan membuat kami sangat bersemangat untuk memenuhinya," kenang Kate.
Ketika David dan Kate memeluk Jamie sambil menangis, sesuatu yang tak luar biasa terjadi, tiba-tiba Jamie mulai bergerak. Sontak, David dan Kate langsung berteriak memanggil perawat, tapi perawat pesimis dan mengatakan bahwa gerakan Jamie sepenuhnya adalah gerakan refleksif . Jadi, David dan Kate harus mengikhlaskan kondisi Jamie.
"Kami tidak pernah melepasnya. Kulitnya menempel pada kulitku sepanjang waktu. Tak lama kemudian, Jamie membuka matanya, melingkarkan jemarinya di tangan David, dan meletakkan kepalanya di dadaku sambil memandang ayahnya. Itu adalah kejadian yang benar-benar istimewa. Kami sadar, Jamie telah dialiri panas tubuh ayah dan ibunya. Itulah yang membuatnya kembali hidup," papar Kate.
Bulan ini Jamie dan Emily merayakan ulang tahun yang kelima. "Terkadang saat aku memeluk mereka, aku merasa memeluk terlalu kencang karena aku tahu aku pernah hampir kehilangan mereka," tutup Kate.
Peristiwa yang dialami oleh pasangan Ogg ini dikaji oleh seorang peneliti bidang perawat, Susan Ludington. Panas tubuh dan sentuhan orangtua pada anak, kata Luddington, memang bisa memberikan energi tambahan agar bayi yang baru lahir semakin kuat.
"Praktik kontak bersentuhan kulit dengan bayi yang baru lahir akan melepaskan hormon oksitosin. Hormon ini mempengaruhi beberapa area pada otak bayi yang membuat detak jantung dan pernapasan bayi menjadi lebih teratur," ujar Ludington.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR