Menurutnya, konversi hutan menjadi padang rumput meningkat tajam pada 2015 dan 2016 ketika El Nino menyebabkan kekeringan parah. Kemudian kebakaran hutan yang lebih parah dari biasanya di banyak pulau di Indonesia menjadi penyebab lainnya.
Selanjutnya, perkebunan skala kecil, yang sebagian besar telah dibayangi oleh pertanian skala besar sebagai pendorong deforestasi juga ditemukan memainkan peran yang lebih besar. Terhitung sekitar seperempat dari semua hilangnya hutan disebabkan perkebunan skala kecil. "Hal itu menunjukkan pentingnya merancang intervensi pengelolaan hutan yang mempertimbangkan nilai dan persyaratan petani kecil," kata Austin.
Kemudian, jalan pertambangan dan penebangan juga ditemukan sebagai pendorong penting deforestasi pada waktu yang berbeda selama penelitian, terutama di tingkat lokal. "Pesan yang dapat diambil untuk pembuat kebijakan dan konservasionis adalah bahwa penyebab hilangnya hutan di Indonesia jauh lebih bervariasi dari yang kita duga sebelumnya," kata Austin. Mereka berubah dari satu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu."
Baca Juga: Elang Terbesar di Dunia Sedang dalam Bahaya karena Penggundulan Hutan
Menurut Austin, meskipun kelapa sawit adalah hal pertama yang muncul di kepala kebanyakan orang ketika mereka berpikir tentang deforestasi di Indonesia, itu bukan satu-satunya penyebab. "Kita perlu menyesuaikan kebijakan dan praktik (di lapangan) untuk memperhitungkannya," ujar Austin.
Pada penelitian ini, Austin dan rekan penelitinya menggunakan citra Google Earth resolusi spasial tinggi selama 15 tahun dan kumpulan data global yang baru tersedia tentang hilangnya hutan. "Mari kita membidik penyebab deforestasi di setiap lokasi dan melihat bagaimana mereka bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu," kata Austin. "Misalnya, penebangan masih mendorong deforestasi di pulau Papua, tetapi di Sumatera dan Kalimantan, industri kelapa sawit dan kebakaran yang dipicu El Nino adalah pendorong utama."
Indonesia telah mengalami salah satu tingkat kehilangan hutan alam primer tertinggi di daerah tropis dalam beberapa tahun terakhir. Hilangnya hutan ini yang menyerap dan menyimpan sejumlah besar karbon dioksida yang menghangatkan iklim, menyediakan habitat bagi ribuan spesies, dan membantu mengendalikan erosi dan banjir -telah menjadi penyebab keprihatinan lingkungan global.
Baca Juga: Penggundulan Hutan untuk Sawit di Indonesia Turun, tapi Banyak Catatan
Menurunnya peran perkebunan skala besar yang menyebabkan hilangnya hutan akhir-akhir ini mungkin berasal dari keberhasilan kebijakan konservasi yang telah dilakukan pemerintah Indonesia sejak 2011. Selain itu, komitmen sukarela untuk keberlanjutan oleh perusahaan yang memiliki atau mengelola perkebunan kelapa sawit atau kayu juga ikut berperan. Faktor lainnya, bisa juga didorong oleh faktor ekonomi, seperti turunnya harga komoditas atau meningkatnya persaingan internasional.
Penelitian ini adalah yang pertama untuk mendokumentasikan perubahan penyebab deforestasi yang terjadi di Indonesia pada skala nasional dan pada tingkat lokal di setiap pulau besar yang berkembang di Indonesia. Beberapa studi global sebelumnya telah memasukkan data nasional dari Indonesia, tetapi tidak pada skala yang tepat. Austin dan rekan-rekannya menerbitkan hasil penelitian di Environmental Research Letters.
Source | : | Environmental Research Letters,Duke Today |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR