Bahaya merokok bagi ibu hamil sudah seringkali diberitakan. Dampak yang ditimbulkan tidak main-main, mengancam keselamatan janin. Namun, masih banyak para ibu yang tidak mengindahkan hal tersebut dengan tetap merokok meski dalam keadaan hamil.
Dengan masih banyaknya angka ibu merokok, Dr. Nadja Reissland dari Durham University, Inggris melakukan studi terkait dampak merokok pada sistem motorik bayi, khususnya pergerakan tangan dan mulutnya, sehingga diharapkan hasil penelitiannya dapat mengedukasi para wanita agar tidak lagi merokok saat hamil.
Penelitian dilakukan dengan memindai 20 janin menggunakan alat ultrasound scan berdefinisi tinggi. Janin yang diteliti berumur 8 hingga 9 bulan, dengan empat janin dari ibu yang merokok dan 16 lainnya dari ibu yang tidak merokok.
Terlihat bahwa janin dari ibu yang merokok mengalami pergerakan mulut jauh lebih sering, cenderung melampaui batas normal. Padahal, dalam usia kehamilan 8-9 bulan, seharusnya gerak motorik janin sudah bisa terkontrol. Meski reaksi yang sama juga terjadi pada bayi yang ibunya mengalami tekanan atau depresi, kondisi janin dari ibu perokok ini berdampak lebih buruk. Peneliti menduga, zat nikotin pada janin lah yang menghambat perkembangan sistem saraf pada bayi.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR