Sebagai negara dengan tingkat keanekeragaman hayati terumbu karang tertinggi di dunia dan masuk dalam segitiga terumbu karang dunia, Indonesia memperingati Hari Terumbu Karang atau Coral Day pada setiap tanggal 8 Mei.
Untuk 2015, ada enam tempat pelaksanaan Coral Day yaitu (1) Pulau Bangka Sulawesi Utara dengan puncak perayaan pada 9 Mei 2015; (2) Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Jakarta pada 14 – 17 Mei 2015; (3) Pulau Belitung, propinsi Bangka Belitung pada Juni 2015; (4) Pulau Bokori, Sulawesi Tenggara pada 8 Agustus 2015; (5) Pulau Maratua, Kalimantan Timur pada 12 September 2015 dan di (6) Wakatobi, Sulawesi Tenggara pada 19 September 2015.
Perayaan Coral Day di Pulau Bangka, Sulawesi Utara, berlangsung meriah bersama masyarakat Desa Libas pada Sabtu (09/05). Berbagai rangkaian kegiatan dilakukan seperti lelang adopsi karang, transplantasi karang, bersih-bersih bawah laut, edukasi lingkungan, lomba mewarnai dan menggambar untuk anak-anak, lomba balap perahu, bersih-bersih pantai, dan berbagai acara seru lainnya diadakan selama satu hari.
“Hari ini kami memperingati Coral Day, satu hari untuk terumbu karang. Melalui acara ini kami ingin menyelamatkan dan melindungi terumbu karang di perairan Kita Bangga. Terumbu karang di sini masih bagus dan harus dijaga,” kata Ulva Novita Takke dari Yayasan Suara Pulau selaku penanggungjawab perayaan Coral Day di Pulau Bangka.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk perencanaan pembentukan Daerah Perlindungan Laut antara masyarakat Desa Libas dengan Yayasan Suara Pulau.
“Kami ingin Coral Day tidak hanya menjadi momentum seremonial tahunan semata, tapi harus ada langkah konkrit dan jelas untuk konservasi terumbu karang. Dengan ditetapkannya Daerah Perlindungan Laut, kami berharap bisa terumbu karang bisa terjaga dan potensi pariwisata di Kepulauan Kita Bangga dapat dikelola secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat,” kata Ulva.
Nota kesepahaman itu sebagai bentuk pelibatan partisipasi masyarakat lokal dan masyarakat luas dalam konservasi perairan dan terumbu karang di Pulau Bangka. Masyarakat lokal dengan kearifan lokalnya diajak berkonservasi dengan kegiatan adopsi dan perawatan merawat kebun karang. Kegiatan ini menjadi pelaksanaan konsep pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.
Pulau Bangka yang merupakan bagian dari Kepulauan Kinabuhutan, Talise, Bangka, dan Gangga (Kita Bangga) merupakan daerah yang harus dilindungi karena letaknya yang strategis sebagai daerah penyangga Taman Nasional Bunaken dan terletak di area segitiga terumbu karang.
Kawasan seluas 294 km persegi tersebut juga mempunyai potensi daya tarik pariwisata dengan kondisi terumbu karang yang bagus dan merupakan daerah yang sering dilintasi hewan mamalia seperti lumba-lumba dan dugong yang unik serta daerah padang lamun yang luas.
Ery Damayanti dari Telapak selaku Koordinator Nasional Coral Day melihat Pulau Bangka sebagai lokasi yang strategis karena potensi lautnya yang kaya dan pulau kecil yang bisa menjadi wajah pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan. “Terumbu karang yang terjaga dengan baik memiliki lebih banyak manfaat dan nilai untuk manusia. Terumbu karang adalah investasi untuk masa depan,” kata Ery.
!break!
Coral Day Di Kepulauan Seribu dan Wakatobi
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR