Warga Kamoro mendapat ide motif ukiran dari bermacam sumber. "Saya dapat ide dari legenda suku kami, dari khayalan dan bahkan dari mimpi," kata Titus. Dari sumber-sumber idenya inilah, Titus dan warga Kamoro lainnya, kemudian memahat kayu, membentuk bermacam motif, semisal hewan, hutan, pantai atau sungai.
Para seniman ukir suku Kamoro disebut maramowe. Dan, tidak semua warga Kamoro bisa menjadi maramowe. Hanya orang-orang tertentu yang mendapat warisan keahlian mengukir dari nenek moyang, yang bisa melakukannya.
Di distrik Iwaka, ada sebuah sanggar yang sengaja dibuat untuk para maramowe. Di sinilah para seniman ukir Kamoro biasa berkumpul untuk menghasilkan karya.
Kata Arien Prihayuti, seorang jurnalis televisi, di dalam sanggar, saat para maramowe yang asyik bekerja, biasanya, ada bunyi lain yang menyelinap, di sela ketukan tak teratur palu dan pahat, dari para seniman ukir Kamoro. Bunyi ini terdengar lebih teratur, berirama, dan merdu. Inilah suara eme, sejenis gendang khas suku Kamoro.
Eme biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu milik masyarakat Kamoro. Warga biasa menyanyi untuk memanggil arwah leluhur, dengan syair-syair tertentu. Tujuan pemanggilan arwah leluhur adalah agar dijauhkan dari segala gangguan, saat sedang mengukir.
Ada beberapa aturan khusus soal eme. Pertama, Ia harus diukir dengan motif manusia. Selain itu, eme juga harus terbuat dari kayu khusus, yakni kayu koya. Permukaan untuk menabuhnya pun harus dilapisi dengan kulit biawak. Dan, agar suara yang ditimbulkan lebih nyaring, warga Kamoro biasa menambahkan damar di permukaan gendangnya ini. Jadilah eme dan lagu, membuat suasana di dalam sanggar menjadi meriah.
Bagi Arien, perjalanan ke Suku Kamoro bagaikan mimpi yang terwujudkan. Ia telah lama mengidamkan untuk dapat menjejaki tanah saudara jauh kita itu untuk mengetahui lebih dalam kehidupan mereka.
Papua memang begitu indah—yang menawarkan bianglala kehidupan di batas akhir. Tentu, kita bisa mewujudkannya dengan menyiapkan segala sesuatu sejak jauh hari. Sisihkanlah waktu dan anggaran kita untuk menuju petualangan di ujung timur Indonesia. Perencanaan yang baik adalah kunci dari semuanya.
Melihat seluruh hal dari A sampai Z sebelum pergi berpetualang bisa jadi memberikan kenyamanan di depan. Termasuk di dalamnya menyiapkan proteksi terhadap perjalanan yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah iFWD Liberate dari FWD Life Indonesia, yang menawarkan perlindungan diri di mana kita bebas menentukan besar uang pertanggungan sesuai dengan kebutuhan, tanpa diperlukan pemeriksaan medis untuk membeli asuransi, dan berlaku di seluruh dunia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR