Pembangunan insfrastruktur ini secara tidak langsung, mampu mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi dan memberikan dampak yang luar biasa di dusun-dusun marga di Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken.
"Banyak dibangun juga jalan penghubung untuk keperluan transportasi hasil karetnya, memiliki dampak yang luas dan mendalam terhadap pola masyarakat tradisional," lanjut Zubir.
Pembangunan infrastruktur, tidak saja berdampak baik bagi orang Melayu Banyuasin, tetapi juga bagi segi-segi kehidupan para pegawai dan orang Kubu di Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken.
Baca Juga: Bertani Tanpa Membakar Lahan Gambut, Ini yang Bisa Dilakukan
"Berkat Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken, mampu mengenalkan masyarakat tradisional pada cara baru teknologi dalam mengelola hutan, membuat mereka turut menanam sejumlah karet di wilayah tersebut," lanjutnya.
Hutan masyarakat Kubu, terutama yang ada di Marga Bajat, Toengkal Oeloe, Dawas, Batang Hari Leko (termasuk ke dalam Onderafdeeling Banjoeasin en Koeboestrekken), mulai ditanami karet rakyat yang mereka usahakan, seperti karet merah atau balam merah, karet suntih atau balamsoentih, karet susu atau balampoean.
Kemajuan-kemajuan yang dibawa orang Belanda melalui industri perkebunan, benda dan budaya Eropa, benar-benar mengubah cara pandang masyarakatnya dari budaya tradisional menuju modernitas.
"Bagaimana pun, perkebunan besar Eropa adalah model yang kemudian melahirkan modernitas, sekaligus kepingan bagiannya yang disebut kapitalisme, sistem ekonomi modern yang mendunia," pungkasnya.
Baca Juga: Cerita Kuli Perkebunan di Balik Kubah Lonceng Megah AVROS Medan
Dua Pendaki Wanita Meninggal dalam Tragedi Puncak Cartenz Papua, Ini Profil dan Kronologinya
Source | : | Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR