Nationalgeographic.co.id—Sebuah studi baru dari Simon Fraser University mengungkap praktik penangkapan ikan berkelanjutan berusia 2.000 tahun dari bangsa Tsleil-Waututh Nation. Studi tersebut memberikan bukti kuat bahwa sebelum kolonialisasi Eropa, bangsa tersebut telah mengelola ikan salmon chum dengan memanen jantan secara selektif.
Untuk diketahui, bangsa Tsleil-Waututh adalah salah satu dari banyak kelompok masyarakat Coast Salish (Pantai Salish) yang tinggal di Pacific Northwest, di seluruh British Columbia, Washington, dan Oregon. Bangsa ini sebelumnya dikenal sebagai Burrard India Band atau Burrard Inlet India Band, bangsa pertama di Provinsi British Columbia, Kanada.
Menurut peneliti, dikonfirmasinya praktif penangkapan ikan pribumi kuno ini dapat digunakan untuk menginformasikan pengelolaan dan konservasi berkelanjutan saat ini. Hasil studi tersebut telah dipublikasikan di jurnal bergengsi, Nature Scientific reports baru-baru ini dengan judul "Indigenous sex-selective salmon harvesting demonstrates pre-contact marine resource management in Burrard Inlet, British Columbia, Canada".
Dijelaskan, memanen salmon jantan secara selektif dapat meningkatkan ukuran keseluruhan panen, karena salmon jantan lebih besar daripada salmon betina. Ini juga membantu memastikan pemijahan yang sukses karena satu jantan dapat kawin dengan beberapa betina. Pemijahan merupakan proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan.
Halaman berikutnya...
Hal ini memungkinkan dunia perikanan untuk memaksimalkan ukuran panen mereka tanpa berdampak negatif pada pengembalian di masa depan. "Praktek manajemen ini juga dijelaskan dalam pengetahuan Coast Salish dan, melalui arkeologi, kami dapat memperpanjang kedalaman waktu praktik ini hingga 2.000 tahun," kata Thomas Royle, rekan pascadoktoral yang bekerja di lab dalam rilis Simon Fraser University.
Pada penelitian ini, tim peneliti menerapkan metode palaeogenetik baru pada vertebra salmon arkeologis atau tulang salmon chum untuk mengidentifikasi jenis kelamin setiap sampel. Metode tersebut menemukan bukti untuk menguatkan pengetahuan tradisional Coast Salish yang telah dibagikan selama berabad-abad.
Baca Juga: Paleontolog Temukan Kadal dan Ikan Purba Berusia 100 Juta Tahun
Tulang salmon chum yang digunakan pada penelitian ini didapat dari empat situs arkeologi di Burrard Inlet (Tsleil-Waut), British Columbia, Kanada, yang berusia antara sekitar 2300–1000 BP (kira-kira 400 SM–1200 M). "Hasil kami menunjukkan bahwa salmon-salmon jantan (Oncorhynchus keta) secara istimewa ditargetkan pada dua dari empat situs arkeologi yang diambil sampelnya. Karena satu salmon jantan dapat kawin dengan beberapa betina, memanen salmon jantan secara selektif dapat meningkatkan panen berkelanjutan maksimum di dunia perikanan," kata peneliti.
Nenek moyang Tsleil-Waututh bekerja untuk menjaga populasi salmon tetap berlimpah selama ribuan tahun, meneruskan pengetahuan mereka dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan adanya degradasi dan keruntuhan saat ini di banyak perikanan komersial, praktik tradisional Tsleil-Waututh ini berpotensi menginformasikan pengelolaan dan konservasi saat ini.
Baca Juga: Perkakas Berbentuk Ikan Berusia 8.000 Tahun, Apa Kegunaan Saat Itu?
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara Tsleil-Waututh Nation (Michael George, Michelle George), SFU (Thomas C.A. Royle, Hua Zhang, Miguel Alcaide, Ryan Morin, Dongya Yang), University of British Columbia (Jesse Morin, Camilla Speller, Morgan Ritchie), and McMaster University (Aubrey Cannon) sebagai bagian dari proyek Tsleil-Waututh Nation untuk menetapkan keadaan ekosistem pra-kontak di Burrard Inlet.
Kepemimpinan Bangsa Tsleil-Waututh adalah bagian integral dari keberhasilan kolaborasi dan memungkinkan metode sains mutakhir digunakan untuk memahami pengetahuan ekologi tradisional nenek moyang Tsleil-Waututh.
Dari hasil penelitian ini, para peneliti menyarankan praktik pemanenan selektif seperti pemijahan ikan salmon jantan yang berbeda secara visual. Hal itu penting dan paling efektif dilakukan di bendungan kayu yang membentang di sungai kecil dan aliran kecil salmon. "Kami berpendapat bahwa pemanenan jantan secara selektif ini menunjukkan praktik kuno dan mungkin tersebar luas secara geografis untuk memastikan populasi salmon yang berkelanjutan. Data arkeologi yang disajikan di sini menegaskan catatan etnografi sebelumnya yang menggambarkan panen selektif salmon jantan," kata para peneliti.
Baca Juga: Fosil Ikan Purba Berkaki Ungkap Bagaimana Sirip Menjadi Tangan
Source | : | Scientific Reports,Simon Fraser University Press |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR