Pernahkah Sahabat melihat semut yang berambut?
Beberapa waktu lalu seorang asisten profesor fisika dari Columbia Engineering menemukan bahwa seekor semut silver di gurun Sahara memiliki rambut yang mampu melindunginya dari panas. Selain itu, rambutnya yang berwarna metalik tersebut berguna sebagai kontrol gelombang elektromagnetis, seperti spektrum sinar matahari maupun spektrum radiasi panas.
Menurut Nanfang Yu yang menemukan semut ini, dengan ditemukannya semut Sahara berambut ini berarti mengungkap kegunaan proses evolusi sebagai cara untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Dalam kasus ini, panasnya Sahara yang sehari-harinya bisa mencapai suhu 70° Celcius menyebabkan jenis semut silver ini berevolusi sedemikian rupa agar tidak mati terpanggang.
Selain itu, penemuan semut jenis ini juga menyangkal anggapan sebelumnya bahwa sinar inframerah, meski tidak terlihat oleh manusia, bisa sangat berbahaya bagi organisme hidup lainnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR