Sekelompok hiu tertangkap kamera sedang berenang di sekitar gunung berapi aktif bawah laut di dekat Kepulauan Solomon. Fenomena itu mengejutkan ilmuwan karena area gunung berapi yang dianggap terlalu panas dan terlalu asam bagi hiu.
Pakar teknik kelautan, Brennan Phillips, bersama timnya menjumpai hiu-hiu tersebut ketika sedang meneliti lingkungan gunung api bawah laut Kavachi. Mereka sebenarnya hanya berniat mempelajari geologi dan memetakan Kavachi tetapi malah menjumpai fenomena menarik itu.
Ketika Phillips dan tim kemudian mengirim instrumen kameranya ke area gunung berapi itu hingga kedalaman 45 meter, mereka terkejut dengan adanya jenis sleeper shark di wilayah itu, jenis hiu yang bergerak lambat dan hidup di laut dalam.
"Hewan-hewan besar itu hidup di lingkungan yang jauh lebih panas dan asam, dan mereka bersantai-santai di sana," ungkap Phillips seperti dikutip National Geographic pada Kamis (9/7/2015).
"Itu membuat Anda berpikir lingkungan ekstrem seperti apa yang berusaha dihadapi oleh hewan-hewan itu. Perubahan apa yang dialami oleh hewan itu? Apakah hanya hewan-hewan tertentu saja yang bisa beradaptasi?" kata Phillips.
Kavachi merupakan gunung berapi yang terletak di perairan dangkal dekat Pulau Vanungu. Gunung itu juga dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif di pasifik. Nama lainnya adalah Rejo te Kvachi alias Oven Kavachi.
Kavachi pertama kali dilaporkan bererupsi pada tahun 1939. Sejak itu, setidaknya ada 11 kali erupsi, diantaranya pada tahun 1976 dan 1991. Erupsi kala itu begitu kuat sehingga menciptakan pulau baru.
Phillips mengatakan, "Tak ada yang tahu secara pasti seberapoa sering Kavachi mengalami erupsi." Karena itu, dia dan timnya meneliti sekaligus memetakan area gunung berapi tersebut berserta puncaknya.
Terkait adanya hiu di sekitar kawah gunung berapi, Phillips mengatakan, "Sangat menarik untuk juga mengamati aktivitas hewan, seperti hiu, dengan erupsi di puncaknya. Apakah hewan-hewan itu mendapatkan peringatan dini dan lari dari kaldera atau mereka akan terjebak mati dalam asap dan lava?"
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR