Seperti kebanyakan dari kita, fotografer Singapura Aram Pan ingin tahu tentang Korea Utara. Namun, tidak seperti kebanyakan dari kita, ia benar-benar memutuskan untuk menghubungi negara penuh rahasia tersebut langsung dengan proposal untuk proyek fotografi di sana.
"Saya fax dan email berbagai kontak Korea Utara yang dapat dengan mudah anda temukan secara online dan setelah sekitar satu bulan atau lebih, seseorang menghubungi saya," kata Pan.
"Kami bertemu dan saya mendapat persetujuan ... begitu saja," tukasnya.
Sebagai seorang fotografer penuh waktu dengan kecenderungan untuk foto panorama, Pan telah mengunjungi Korea Utara enam kali, mengabadikan lebih dari 60 foto panorama dan video full-motion 360 derajat.
Gambar panorama yang dihasilkan memiliki resolusi tinggi dan menawarkan pemandangan dengan tampilan ‘bola’.
Pan mengatakan gambar tersebut diambil menggunakan kamera DSLR kemudian digabungkan bersama dalam proses pasca produksi.
Ia juga menggunakan sistem pengambilan video Entaniya 360 untuk mempergunakan kamera ganda dan mengambil gambar video panorama.
Semua peralatan untuk itu membuat bagasi menjadi sangat banyak—terutama saat maskapai nasional Korea utara membatasi dengan ketat jumlah bagasi wisatawan hanya 20 Kg saja.
Pan mengatakan, salah seorang pegawai bea cukai bahkan berkata padanya, “Saya telah banyak melihat orang-orang media. Anda membawa peralatan sebanyak jumlah peralatan yang dibawa oleh tiga wartawan.”
“Barang bawaan terberat saya adalah tiga kamera DSLR dengan lima lensa, sebuah kamera video dengan kualitas siaran, sebuah handycam, tiga GoPro, sebuah iPhone, dua tripod regular, sebuah tripod sambung setinggi delapan meter, sebuah laptop, dan baterai serta charger dari seluruh peralatan,”
Proyek fotografi Pan membuatnya diizinkan pergi melewati Pyongyang menuju area yang tak pernah dikunjungi wisatawan. Dari gunung tertinggi di Negara tersebut, Gunung Paektu—yang telah didaki oleh Kim Jong Un baru-baru ini—hingga ke pasar tradisional di Rason, zona ekonomi khusus. Ia juga diizinkan mengunjungi pelabuhan, bandara dan pabrik.
Hasil proyek keseluruhan dapat dilihat di website dan Facebook page DPRK360.
Situsnya telah memicu perdebatan di kalangan orang-orang yang mencoba untuk menguraikan foto, tapi Pan menekankan bahwa proyek ini tidak ada hubungannya dengan politik.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR